Tahun Politik, Muhammadiyah Jateng Tegaskan Ideopolitor: Bukan Partisan!

Muhammadiyah gelar penguatan ideologi di Solo dan Semarang

Semarang, IDN Times - Menuju kontestasi Pemilu 2024, Muhammadiyah berusaha memperkuat arah politik kebangsaan. Para pengurus wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah pun melakukan penguatan garis ideologi, politik dan organisasi (ideopolitor) dengan mengumpulkan seluruh anggota Pimpinan Daerah Muhamamdiyah (PDM) 35 kabupaten/kota selama dua hari mulai 24-25 Juni 2023 di Hotel Grand HAP Solo. 

 

1. Ketua PWM Jateng: Yang kita bahas bukan politik partisan

Tahun Politik, Muhammadiyah Jateng Tegaskan Ideopolitor: Bukan Partisan!Para anggota PDM se Jawa Tengah menghadiri acara penguatan ideopolitor di Hotel HAP Solo. (IDN Times/Dok PWM Jawa Tengah)

Ketua PW Muhammadiyah Jawa Tengah, Dr Tafsir mengungkapkan, bagi organisasinya, politik yang dianut mengacu pada haluan kebangsaan, politik kemanusiaan yang universal dan yang memiliki nilai-nilai keislaman. 


"Tidak mungkin kita tidak bicara politik, tetapi yang kita bahas bukan politik partisan. Tidak mungkin kita tidak bicara politik di masjid sekalipun, tapi bukan politik partisan, melainkan politik kebangsaan, politik kemanusiaan universal, politik keislaman, bukan politik partisan," kata Tafsir, Sabtu (24/6/2023). 

Baca Juga: Warga Muhammadiyah Jateng Diminta Hindari Kampanye Partisan di Masjid

2. Paham agama bersifat dinamis

Tahun Politik, Muhammadiyah Jateng Tegaskan Ideopolitor: Bukan Partisan!Sejumlah narasumber dihadirkan untuk memompa semangat pengurus PDM se-Jateng yang mengikuti kegiatan ideopolitor. (IDN Times/Dok PWM Jawa Tengah)

Lebih lanjut, Tafsir mengemukakan, politik merupakan suatu hal yang penting karena erat kaitannya dengan kekuasaan. 


Menurut peraih gelar doktor bidang Islamic Studies UIN Walisongo Semarang ini, penguatan paham kemuhammadiyahan perlu dilakukan di tengah derasnya arus informasi yang masuk setiap hari. 


Membangun sebuah paham di dalam organisasi menjadi hal yang mutlak terutama untuk meningkatkan ideologi warga Muhammadiyah. 


"Mengapa paham harus terus kita bangun? Karena paham agama bersifat dinamis, apalagi dengan masuknya informasi, paham-paham ini (berbagai paham Islam) berseliweran tiap hari. Maka, ideologi Muhammadiyah wajib untuk kita internalisasi, ideologisasi. Boleh syariah telah final, namun paham agama tidak pernah final," tuturnya. 

3. PWM Jateng jadi pilot project pengembangan organisasi

Tahun Politik, Muhammadiyah Jateng Tegaskan Ideopolitor: Bukan Partisan!Logo Muhammadiyah. (muhammadiyah.or.id)

Tafsir menegaskan bahwa manajemen dan pengembangan organisasi yang baik menjadi perhatian pada periode kepemimpinan saat ini. Khususnya bagi PP Muhammadiyah maupun PWM Jawa Tengah.

 

Apalagi, PWM Jawa Tengah dijadikan pilot project implementasi pengembangan organisasi PP Muhammadiyah. Sehingga, manajemen organisasi persyarikatan di tingkat wilayah hingga ranting di Jawa Tengah akan dirumuskan dengan komprehensif dan dapat dievaluasi secara kuantitatif. 


Adapun tim Majelis Pendidikan Kader dan Sumber Daya Insani (MPKSDI) PWM Jawa Tengah didapuk menjadi fasilitator dalam kegiatan dialog ideopolitor. Para Anggota PWM Jawa Tengah secara bergantian akan menjadi narasumber materi.


Nantinya kegiatan penguatan ideopolitor akan dilanjutkan di Semarang. Jika sesuai jadwal akan diadakan dua hari mulai 1-2 Juli 2023 di Hotel Grasia Gajahmungkur, Semarang.

4. Godok program prioritas sesuai Muktamar ke-48

Tahun Politik, Muhammadiyah Jateng Tegaskan Ideopolitor: Bukan Partisan!Presiden Joko "Jokowi" Widodo ketika membuka Muktamar ke-48 Muhammadiyah di Stadion Manahan, Solo pada Sabtu, 19 November 2022. (Tangkapan layar YouTube Sekretariat Presiden)

Bendahara PWM Jateng, Prof Sofyan Anif dalam sambutannya sebagai Ketua Panitia dialog ideopolitor menyampaikan ucapan selamat datang kepada para peserta di Kota Surakarta. 


“Dalam dua hari, kita akan diberikan beberapa materi yang berkaitan dengan penguatan ideologi, kemudian risalah Islam berkemajuan. Tentu ini sebagai upaya mengidentifikasi, membreak down keputusan Muktamar ke-48 yang terdapat beberapa program-program prioritas agar eksistensi Muhammadiyah tidak hanya nasional, melainkan juga internasional," paparnya. 


Sekretaris PWM Jawa Tengah Dodok Sartono, menambahkan bahwa adanya peningkatan ideopolitor dimanfaatkan untuk menguatkan team work dan risalah Islam berkemajuan, manajerial dan nilai kepemimpinan sekaligus  mengukuhkan arah kebijakan PWM. 

Baca Juga: PBNU dan Muhammadiyah Sepakat Tolak Politik Identitas di Pemilu 2024

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya