Tepis Pasien Dicovidkan, IDI Semarang: Gara-gara Hasil Test Swab Lama!

Cash flow rumah sakit di Semarang berdarah-darah

Semarang, IDN Times - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Semarang menyatakan terdapat sejumlah persoalan yang dibebankan kepada pihak rumah sakit selama masa pandemik COVID-19. Menurut Ketua IDI Kota Semarang, dr Elang Sumambar, karena pencairan anggaran yang dijanjikan pemerintah terlalu lama, hal tersebut berdampak pada operasional rumah sakit.

"Saya ingin tekankan bahwa cash flow (laporan arus kas) yang diberikan kepada pihak rumah sakit terlalu lama. Kita gak menutup mata kalau biaya perawatan ICU (Intensive Care Unit) mahal, alatnya juga mahal semua. Sementara pemasukannya berkurang selama pandemik. Pihak rumah sakitnya sudah berdarah-darah," ujar Elang saat dihubungi IDN Times, Senin (5/10/2020). 

1. Jenazah yang meninggal diproses sesuai standar COVID-19 agar virusnya tidak menular

Tepis Pasien Dicovidkan, IDI Semarang: Gara-gara Hasil Test Swab Lama!Seorang warga menggunakan masker pelindung menunggu tes virus corona di sebuah pusat tes cepat darurat di Hanoi, Vietnam, pada 3 April 2020. (ANTARA FOTO/REUTERS/Kham)

Lebih jauh, ia menyampaikan dengan kondisi yang terjadi saat ini, posisi rumah sakit cukup dilematis. Sebab, banyaknya aturan yang kerap berubah, membuat pihak rumah sakit harus melakukan protokol kesehatan COVID-19 yang ketat bagi setiap jenazah yang akan dimakamkan.

"Kan selama pandemik protapnya emang begitu. Jadi, jenazah yang meninggal semua prosesnya dilakukan dengan standar sesuai aturan COVID-19. Agar virusnya tidak menulari. Inilah yang perlu dikomunikasikan dengan keluarga pasien. Soalnya regulasinya berubah-ubah," akunya.

Baca Juga: 8 Dokter di Jateng Meninggal Kena Virus Corona, IDI: Masih Ada Ribuan

2. IDI Semarang anggap rumah sakit terlalu lama karena menunggu hasil swab test

Tepis Pasien Dicovidkan, IDI Semarang: Gara-gara Hasil Test Swab Lama!lanacion.cl

Tak hanya itu, Elang berpendapat jika rumah sakit diwajibkan menerapkan protokol kesehatan virus corona pada jenazah meski hasil tes swab-nya belum keluar.

"Misalnya ada pasien meninggal dunia, tapi hasil swab-nya belum keluar, karena menjalankan aturan pandemik, ya jenazah tetap diproses sesuai protokol yang sudah ditetapkan. Itu terjadi walapun swab-nya menyatakan negatif," ungkapnya.

"Karena kalau rumah sakit nunggu hasil swab-nya keluar, ya terlalu lama. Persoalannya kan gara-gara swab-nya lama karena kendala pada alat reagen dan perlengkapan lainnya," tambahnya.

3. IDI mendukung upaya verifikasi data pasien yang meninggal selama pandemik

Tepis Pasien Dicovidkan, IDI Semarang: Gara-gara Hasil Test Swab Lama!Ilustrasi rumah sakit (IDN Times/Arief Rahmat)

Pihaknya pun  mendukung langkah pemerintah daerah apabila nantinya akan memverifikasi data pasien yang meninggal selama masa pandemik COVID-19. Verifikasi tersebut dibutuhkan untuk mengungkap fakta yang sudah terjadi di setiap rumah sakit. 

"Kita sebagai organisasi profesi dokter tidak menampik untuk memverifikasi data pasien yang meninggal selama pandemik. Saya yakin gak semua rumah sakit melakukan tindakan mengcovidkan semua pasien. Kita sudah ingatkan nakes mengedepankan kejujuran," paparnya.

IDI, imbuh Elang, berharap ada perbaikan regulasi untuk penanganan COVID-19 sehingga anggaran dana dari pemerintah pusat dapat dicairkan dengan cepat. Termasuk pembiayaan yang dijanjikan oleh BPJS Kesehatan.

Pemerintah melalui Satuan Tugas Penanganan COVID-19, menggelar kampanye 3 M : Gunakan Masker, Menghindari Kerumunan atau jaga jarak fisik dan rajin Mencuci tangan dengan air sabun yang mengalir.  Jika protokol kesehatan ini dilakukan dengan disiplin, diharapkan dapat memutus mata rantai penularan virus.  Menjalankan gaya hidup 3 M, akan melindungi diri sendiri dan orang di sekitar kita. Ikuti informasi penting dan terkini soal COVID-19 di situs covid19.go.id dan IDN Times.

Baca Juga: IDI Jateng: Banyak Dokter Tolak Tes Swab karena Takut Kehilangan Job

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya