Virus Corona Mewabah, Omzet Pedagang Kelelawar Semarang Turun Drastis

Biasanya laris buat obat asma

Semarang, IDN Times - Para pedagang kelelawar di Pasar Hewan Karimata Jalan RA Kartini, Semarang terkena imbas virus Corona yang mewabah belakangan ini. Aktivitas penjualan hewan malam tersebut saat ini merosot drastis. 

Saat IDN Times memantau lapak pedagang kelelawar di lantai dua Pasar Karimata, kondisinya rata-rata cenderung sepi pembeli. Marimin, seorang pedagang kelelawar setempat bilang saat ini jarang ada pembeli yang mencari kelelawar. 

"Sepi mas sekarang. Malahan seminggu jarang ada yang beli kelelawar. Padahal biasanya satu dua orang pasti ada yang hubungi saya buat pesan satu ekor atau dua ekor," kata pria 55 tahun ini kepada IDN Times, Kamis (30/1). 

1. Omzet pedagang kelelawar menyusut drastis

Virus Corona Mewabah, Omzet Pedagang Kelelawar Semarang Turun DrastisDua ekor kelelawar begelantungan di dalam kandang. IDN Times/Fariz Fardianto

Marimin mengaku biasanya ia kerap mendapat pasokan kelelawar maupun kalong dari para pemburu yang beroperasi di Semarang. Setiap ekor ia beli Rp5 ribu. Kemudian ia jual lagi seharga Rp20-50 ribu per ekor. 

"Kalau kelelawar saya jualnya Rp20 ribu, kalau kalong Rp50 ribu per ekor. Tapi sekarang benar-benar gak ada yang mau beli. Ini sudah terjadi hampir sebulan terakhir. Otomatis penghasilan saya juga turun banyak," bebernya. 

Baca Juga: Wabah Virus Corona, Mahasiswi Boyolali di China Terjebak di Kampus

2. Daging kelelawar dianggap mujarab sembuhkan asma dan gatal

Virus Corona Mewabah, Omzet Pedagang Kelelawar Semarang Turun DrastisSeorang pedagang saat menunjukan kelelawarnya yang masih hidup. IDN Times/Fariz Fardianto

Ia yang tergabung dalam Paguyuban Pesona Pedagang Burung Semarang (P3BS) tersebut mengatakan, sebagian orang percaya kelelawar maupun kalong punya khasiat untuk menyembuhkan asma dan gatal-gatal pada tubuh. 

"Biasanya laris orang-orang pada beli kalong. Khasiatnya ya buat obat asma sama gatal. Kalau yang doyan, dagingnya dipotong-potong lalu digoreng," akunya. 

Marimin pun tak percaya kalau kelelawar bisa menularkan virus Corona. Sebab, kelelawar yang hidup liar di malam hari, tidak bisa makan sembarangan. 

Kelelawar, katanya hanya memakan buah-buahan diatas pohon. Selain itu, kawanan kelelawar juga tak pernah hidup di daratan.

"Saya rasa kelelawar gak bisa menularkan virus. Lha wong kan terbang, gak pernah di darat. Makannya juga cuma buah, jadi gak sembarangan yang dimakan. Saya sudah jualan kelelawar selama tujuh tahun gak pernah kena penyakit apa-apa kok," terang pria asli Klaten ini. 

Baca Juga: Virus Corona Merebak, Warga Tiongkok Borong Masker N95 di Semarang

3. Pedagang: Sekarang kelelawar saya numpuk di kandang

Virus Corona Mewabah, Omzet Pedagang Kelelawar Semarang Turun DrastisKerumunna kelelawar saat ditaruh dalam kandang pedagang Pasar Karimata Semarang. IDN Times/Fariz Fardianto

Sedangkan, pedagang lainnya, Sutoyo juga mengeluhkan situasi serupa. Kelelawarnya saat ini masih menumpuk di dalam kandang. Para pelanggannya kini tidak ada yang tertarik membeli kelelawar. 

"Kalau kelelawar itu masih ada banyak. Yang kalong ada dua ekor ukurannya besar-besar. Sekarang sepi. Jarang laku," ujar Sutoyo seraya menunjukan hewan dagangannya. 

Topik:

  • Bandot Arywono
  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya