Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Wabah, Ikan Segar yang Dihasilkan Nelayan Jateng Merosot 200 Ton

Ilustrasi. (ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas)

Semarang, IDN Times - Sembilan bulan masa pandemik COVID-19 atau wabah penyakit corona yang berlangsung di Indonesia sangat dirasakan dampaknya oleh para nelayan. Di Jawa Tengah misalnya, para nelayan setempat mengurangi aktivitas melautnya. Efeknya, hasil tangkapan nelayan pun merosot drastis. 

1. Ikan segar yang dihasilkan para nelayan berkurang selama pandemik

Hasil tangkapan ikan nelayan. ANTARA FOTO/Rahmad

Informasi yang didapat dari Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Jawa Tengah, jumlah ikan segar yang dihasilkan oleh para nelayan di 17 kabupaten/kota mengalami penurunan 200 ton menjadi 800 ribu ton dari kondisi normal bisa menghasilkan 1,04 juta ton.

"Selama pandemik COVID-19 sektor perikanan di Jawa Tengah juga kena dampaknya. Karena banyak nelayan yang memilih mengurangi kegiatan melautnya, sehingga tangkapan ikan di wilayah perairan kita juga cenderung menurun," ungkap Kepala DKP Jateng, Fendiawan Tiskiantoro kepada IDN Times, Jumat (8/1/2021).

2. Harga ikan di Jateng berkisar Rp30 Ribu-Rp40 ribu per kilogram

pasberita.com

Ia menyampaikan selama ini hasil tangkapan nelayan rutin dikumpulkan di sejumlah tempat pelelangan ikan (TPI) yang berada di 17 kabupaten/kota pesisir Laut Jawa maupun perairan laut selatan.

Di lokasi itu, ikan segar juga dipilah sesuai kategori konsumsi maupun untuk produksi olahan industri.

Ikan segar yang sering diminati oleh para eksportir di Jawa Tengah yaitu ikan Kuniran dan Kapasan yang diolah menjadi surimi. Lalu ikan yang laris di pasaran biasanya ikan kakap merah, ikan tongkol, cumi, rajungan dan udang.

Menurutnya harga ikan segar di tempat pelelangan saat ini cenderung bervariasi. Antara kisaran Rp30 ribu-Rp40 ribu per kilogram.

"Harga ikan dari tempat pelelangan biasanya ada perbedaan ketika sudah didistribusikan ke pasar-pasar tradisional. Malahan bisa lebih dari yang ditetapkan di lokasi TPI," ungkapnya.

3. Jumlah nelayan penerima bantuan subsidi solar bertambah jadi lebih dari 6.000 orang

Ilustrasi kapal-kapal nelayan. (ANTARA FOTO/Dedhez Anggara)

Hasil tangkapan para nelayan yang berkurang selama tahun lalu lantaran adanya penurunan permintaan masyarakat sejak awal masa pandemik.

Saat ini, pihaknya terus berupaya mengucurkan stimulan untuk membangkitkan perekonomian bagi para nelayan yang punya perahu dibawah 5 Gross Ton. Terutama memberikan bantuan subsidi bahan bakar solar bagi setiap nelayan.

"Untuk tahun kemarin sudah ada kurang lebih 5000 nelayan yang kita beri bantuan. Rencananya tahun 2021 jumlahnya bertambah jadi 6.000 nelayan yang menerima bantuan subsidi solar. Harapannya dengan bantuan adanya bantuan subsidi solar bisa membantu nelayan. Apalagi harga lelang ikan sangat dipengaruhi biaya operasional nelayan," ujar Fendi.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fariz Fardianto
Bandot Arywono
Fariz Fardianto
EditorFariz Fardianto
Follow Us