Waspada Lur! Perubahan Fungsi Tanah dan Bangunan Pelabuhan Picu Banjir di Semarang

Arus pelayaran masih kondusif

Semarang, IDN Times - Stasiun BMKG Meteorologi Maritim Tanjung Emas Semarang memperkirakan banjir yang terus menerus melanda sisi utara Kota Semarang cenderung disebabkan masalah yang kompleks di kawasan pelabuhan. 

1. Reklamasi tetap jadi biang kerok banjir pesisir

Waspada Lur! Perubahan Fungsi Tanah dan Bangunan Pelabuhan Picu Banjir di SemarangReklamasi Teluk Jakarta Foto udara proyek reklamasi Teluk Jakarta, Sabtu (29/10/2016). (ANTARA/Zabur Karuru

Kepala Stasiun BMKG Meteorologi Tanjung Emas Semarang, Retno Widyaningsih mengaku, persoalan yang terjadi di Pelabuhan Tanjung Emas sering kali membuat kenaikan permukaan laut sehingga menyebabkan kondisi pemukiman warga yang terkena limpasan air pasang. 

"Di wilayah utara Semarang masalahnya sangat kompleks. Karena ada reklamasi pantai dan perubahan fungsi tanah dan bangunan pada Pelabuhan Tanjung Emas," ujar Retno kepada IDN Times, Sabtu (6/8/2022). 

Baca Juga: Nestapa Warga Pesisir Semarang: Rela Gadaikan Sertifikat Rumah Biar Tidak Kebanjiran

2. Banjir muncul saat sore hari

Waspada Lur! Perubahan Fungsi Tanah dan Bangunan Pelabuhan Picu Banjir di SemarangKondisi banjir limpasan air laut ke daratan atau rob yang merendam kawasan Terminal Petikemas Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Jawa Tengah, Senin (23/5/2022) (ANTARA FOTO/Aji Styawan)

Meski di bulan Agustus 2022 banjir robnya terjadi saat Sore, katanya, rumah-rumah warga di Tambakrejo tetap berpotensi terendam banjir. Musababnya, banjir di Tambakrejo dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dan tanah yang lebih rendah ketimbang permukaan air laut. 

Sehingga menurutnya banjir rob yang muncul bukanlah sebuah fenomena baru melainkan siklus alami. 

"Memang bulan ini munculnya banjir geser sore hari. Dan di sana daerahnya kan rendah sekali. Karena itulah kejadian banjir di pesisir tetap ada sebab kondisi lingkungan yang sudah seperti itu. Bukan fenomena yang khusus. Kecuali daerah lain yang tadinya gak pernah banjir, terus tiba-tiba banjir," terangnya.   

3. Warga diminta kenali lingkungan dan update info BMKG

Waspada Lur! Perubahan Fungsi Tanah dan Bangunan Pelabuhan Picu Banjir di SemarangRuang pengamatan cuaca BMKG (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)

Adapun, ketinggian air pasang paling tinggi sekitar 210 sentimeter yang terjadi akhir Mei 2022. Untuk kenaikan air pasang dalam siklus hariannya antara 140-150 sentimeter. 

Retno mengingatkan kepada masyarakat pesisir dan pelaku usaha di Pelabuhan Tanjung Emas untuk rutin memperbarui (update) kenaikan air pasang melalui informasi resmi BMKG Meteorologi Maritim Tanjung Emas. 

Di samping itu, warga sebaiknya lebih jeli mengenali perubahan lingkungan sekitarnya supaya bisa mengantisipasi datangnya gelombang air pasang setiap waktu. 

"Kita imbau pelabuhan dan masyarakat rajin update info dari BMKG. Warga mesti kenali lingkungan masing-masing. Karena dengan cuaca yang berubah-ubah membuat kondisi cuaca menjadi tidak menentu," terangnya. 

4. Ketinggian gelombang laut masih normal

Waspada Lur! Perubahan Fungsi Tanah dan Bangunan Pelabuhan Picu Banjir di Semarangilustrasi ombak (IDN Times/Mardya Shakti)

Secara umum kecepatan angin Timuran yang berembus di Semarang 2--15 knot per jam. Sedangkan ketinggian gelombang Laut Jawa berkisar 0,5--1, 5 meter. 

"Sampai tiga hari ke depan atau tanggal 8 Agustus kondisinya masih normal, tidak ada peringatan dini. Hal ini tentunya membuat arus pelayaran tetap kondusif," jelasnya. 

Baca Juga: IDI Jateng Minta Warga Jauhi Monyet dan Tikus Agar Tidak Tertular Cacar Monyet

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya