Anies Ungkap IKN Bukan Contoh Pemerataan Pembangunan Indonesia
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Surakarta, IDN Times - Calon presiden (capres) nomor urut 1 Anies Baswedan mengkritisi kebijakan pemerintah terkait pembangunan Ibu Kota Negara (IKN). Menurutnya membangun IKN hanya akan menimbulkan ketimpangan yang baru di Indonesia.
Baca Juga: Dialog di UMS Solo, Anies-Cak Imin Terima KTA Kehormatan Muhammadiyah
1. IKN dinilai bukan pemerataan pembangunan.
Disampaikan oleh Anies saat mengisi Dialog Terbuka Muhammadiyah yang digelar di Edutorium Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) pada Rabu (22/11/2023).
Dalam dialog tersebut, salah satu panelis yakni Prof Dr R Siti Zuhro, MA sebagai panelis bidang kesehatan dan kesejahteraan sosial. Siti Zuhro mempertanyakan terkait pandangan Anies soal pembangunan IKN di Pulau Kalimantan tersebut.
Dihadapan ribuan peserta dialog, Anies menjawab jika pembangunan IKN di Kalimantan justru menimbulkan ketimpangan daerah.
”Membangun kota di tengah hutan ini hanya akan menimbulkan ketimpangan di kota tersebut. Jadi tujuan dengan langkah yang dikerjakan nggak nyambung. Ini problem, ini harus dikaji secara serius,” kata Anies.
2. Anies anggap IKN bukan hanya membangun kota di tengah hutan.
Editor’s picks
Anies justru berangggapan, jika pembangunan pemerataan harusnya membuat kota-kota yang sudah ada saat ini dikembangkan.
Anies menganggap tujuan membangun kota baru dan ibu kota baru dengan alasan pemerataan, kendati demikian Anies mengaskan jika pembangunan IKN tidak akan menghasilkan pemerataan itu sendiri. Dan hanya akan menghasilkan sebuah kota yang baru dan timpang dengan daerah-daerah di sekitarnya.
”Bukan hanya membangun satu kota di tengah-tengah hutan, harusnya pemerataan dilakukan mulai dari kota kecil menjadi menengah dan kota menengah menjadi besar " jelasnya.
”Memang argumennya sama, tapi langkahnya bukan dengan membangun satu kota, tapi justru membesarkan semua kota yang ada di Indonesia,” imbuhnya.
3. Serukan pemerataan pembangunan.
Dialog yang juga dihadiri oleh Muhaimin Iskandar (Gus Imin) tersebut menghadirkan lima panelis dari berbagai sektor. Diantaranya, Prof. Saad Ibrahim sebagai panelis bidang agama. Prof Sofyan Anif sebagai panelis bidang pendidikan.
Prof Dr R Siti Zuhro, MA sebagai panelis bidang kesehatan dan kesejahteraan sosial. Prof Dr Aidil Fitriciada Azhari sebagai panelis bidang hukum dan demokrasi. Prof Dr Zuly Qodir sebagai panelis bidang kesejahteraan sosial.
Dialog tersebut Anies juga menyeruakan visi misinya untuk melakukan pembangunan secara merata di Indonesia. Kesetaraan pembangunan dan keberlanjutan pembangunan di Indonesia untuk mencapai kemakmuran.
Baca Juga: Gibran Dengarkan Ceramah Anies Baswedan Acara Haul di Solo