Cerita Joko Suranto, Sempat Tak Nyaman Disebut Crazy Rich Grobogan 

"Saya hanya butuh pencitraan kebaikan."

Surakarta, IDN Times - Seorang pengusaha properti asal Grobogan, Jawa Tengah yang viral karena membangun jalan sepanjang 1,8 kilometer dengan dana sebeasar Rp2,8 miliar di Desa Jetis, Kecamatan Karangrayung, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah kini makin dikenal masyarakat.

Berkat kemurahan hatinya, Joko Suranto membagikan cerita kisah hidupnya. Ia mengaku, sebelumnya bukan berasal dari kalangan keluarga yang berada. Berkat usaha dan sikap dermawannya, ia menjadi salah satu crazy rich (orang kaya) yang bisa bermanfaat bagi semua orang.

1. Joko dan keluarga gak upload kegiatan Ramadan

Cerita Joko Suranto, Sempat Tak Nyaman Disebut Crazy Rich Grobogan Joko Suranto, Crazy Rich asal Grobogan. (IDN Times/Larasati Rey)

Joko Suranto tak menyangka dirinya bisa dijuluki crazy rich Grobogan. Ia sempat bingung dengan sebutan tersebut. Menurutnya, apa yang dilakukannya adalah hal yang biasa ia lakukan selama kurun waktu 20 tahun terakhir.

“Awal-awal kami merasa itu tidak pas karena saya punya usaha dan sebutan crazy rich ini sempat dihubungkan dengan flexing dan lainnya, yang membuat saya berpikir akan berimbas pada kolega saya,” ungkapnya saat ditemui IDN Times di Solo, Minggu (8/5/2022).

Akibatnya, Joko mengaku, selama seminggu, ia dan istri hanya berdiam di rumah karena sebutan tersebut. Bahkan keluarganya juga tidak mengunggah segala macam kegiatan ketika Ramadan, termasuk buka puasa bersama karena takut menambah sorotan dan persepsi di kalangan masyarakat.

“Tapi setelah itu kami menyadari, itu hak mereka. Tapi kalau membawa kebaikan ya kita terima. Saya hanya butuh pencitraan kebaikan yang sebenarnya itu bisa dilakukan oleh semua orang,” ungkapnya.

Baca Juga: Ikut Google Maps, Millennial Tersesat Masuk Hutan Grobogan Malam Jumat

2. Joko banyak dihubungi oleh masyarakat

Cerita Joko Suranto, Sempat Tak Nyaman Disebut Crazy Rich Grobogan Pembangunan betonisasi jalan rusak yang dilakukan oleh pengusaha properti sekaligus Ketua DPD REI Jawa Barat, Joko Suranto di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. (tangkapan layar Youtube/Drone Solo)

Usai viral, Joko mengakui dirinya lebih dikenal masyarakat, bahkan banyak netizen yang mengirim pesan melalui Instagram pribadinya, @js_buana. Dari pesan-pesan yang masuk tersebut, Bapak tiga anak itu mengaku ada yang mengapresiasi juga ada juga yang berpikiran negatif.

Namun, Joko tak ingin ambil pusing dan berprasangka macam-macam. Menurutnya menjadi terkenal banyak hal baik yang bisa ia lakukan.

“Tapi yang tidak berubah adalah persepsi dan prasangka saya tetap selalu positif dan baik pada apa dan siapa pun, terutama pada ketentuan Allah. Capek kalau punya pikiran negatif terus. Memang menyakitkan kalau ada yang minta tolong dan tidak bisa bantu. Tapi, pada saat tertentu rasionalitas kita kan tetap terjaga,” jelas alumni Fakultas Hukum Perdata, Universitas Sebelas Maret (UNS) itu.

3. Ajak masyarakat kampanye kebaikan

Cerita Joko Suranto, Sempat Tak Nyaman Disebut Crazy Rich Grobogan Ketua DPD REI Jawa Barat, Joko Suranto (dok. housingestate.id)

Pria kelahiran Grobogan, 26 Januari 1969 itu berkisah, sejak zaman muda ia belajar sembari berusaha dengan cara berdagang. Untuk mendapatkan uang demi memenuhi kebutuhan hidup, ia pernah menjadi makelar pegadaian, membantu mengerjakan skripsi dan mengirim tembakau ke bakul di Pasar Legi, hingga menjadi penjual koran.

Dari situ, sebagian dari penghasilannya ia donasikan kepada masyarakat yang membutuhkan.

"Dari kecil satu poin penting yang saya pegang yaitu tidak pernah mau minta. Kalau pun saya diberi saya harus kembalikan dengan cara lainnya. Istilahnya tidak boleh kita menerima tanpa bekerja," ucap Joko.

4. Selalu dikaitkan dengan pencalonan dalam politik

Cerita Joko Suranto, Sempat Tak Nyaman Disebut Crazy Rich Grobogan Ilustrasi Pemilu (IDN Times/Mardya Shakti)

Tak hanya membangun jalan desa, rupanya Joko Suranto juga pernah membangun berbagi fasilitas umum. Seperti puluhan masjid di beberapa lokasi.

Joko mengaku, usai viral ia selalu dikait-kaitkan dengan tujuan politik di balik pembangunan tersebut, untuk pencalonan presiden hingga anggota dewan. Namun itu semua ia tanggapi dengan prasangka yang positif.

"Ada juga yang bilang saya mau jadi presiden. Bagi saya presiden itu alat bukan tujuan. Tujuan saya jadi orang baik dan harus memberi manfaat. Semua kita kembalikan ke prasangka baik. Semua manusia itu bisa jadi orang hebat dengan sederhana. Dengan tidak menjadi parasit sosial, bisa mandiri, menjaga keluarganya, menjaga lingkungannya itu sudah hebat. Tidak perlu menunggu kaya atau jadi pengusaha dulu baru bermanfaat bagi orang lain,” pungkasnya.

Baca Juga: 7 Fakta Crazy Rich Grobogan Joko Suranto, Rogoh Kocek Rp 2,8 Miliar untuk Jalan Rusak

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya