Konflik Keraton Kembali Memanas, Kali Ini Gara-Gara Gamelan Sekaten

Dinilai ada kesalahpahaman

Intinya Sih...

  • Aksi kericuhan terjadi saat gamelan Sekaten pertama kali dibunyikan di Masjid Agung Surakarta
  • Rizki Baruna Aji Diningrat didorong dan dicekik oleh orang tak dikenal, menyebabkan keributan di lokasi
  • Ketua Eksekutif Lembaga Hukum LDA menyatakan insiden tersebut terjadi karena kesalahpahaman antara perintah dari Kanjeng Sinawung dan Rizki

Surakarta, IDN Times - Prosesi Ngungelaken Gangsa atau pertama kali gamelan Sekaten di bunyikan di Masjid Agung Surakarta, Senin (9/9/2024) diwarnai aksi kericuhan, dari kerabat Keraton Kasunanan Surakarta. Yakni menantu SISKS Pakubuwana XIII Hangabehi, KRA Rizki Baruna Aji Diningrat didorong dan dicekik oleh orang tak dikenal. Tak hanya itu, pengawal Rizki dari pesilat Pagar Nusa dipukul orang berambut panjang.

1. Kronologi kejadian

Konflik Keraton Kembali Memanas, Kali Ini Gara-Gara Gamelan SekatenKejadian perselisihan saat prosesi Gamelan Sekaten Keraton Kasunanan Surakarta. (IDN Times/Larasati Rey)

Kejadian bermula saat gamelan sekaten ditabuh untuk pertama kalinya sekitar pukul 13.50 WIB. Prosesi upacara adat tersebut dikoordinatori oleh kubu Lembaga Dewan Adat (LDA) yang dipimpin oleh GKR Wandansari Koesmoetiyah atau biasa disapa Gusti Moeng.

Namun beberapa menit kemudian, menantu PB XIII Rizki bersama sejumlah orang mengenakan beskap putih drngan dikawal serombongan pesilat Pagar Nusa mendatangi Bangsal Sekati tempat Gamelan Kyai Guntur Madu dibunyikan.

Kemudian ia langsung mendorong salah satu abdi dalem pengrawit, KRT Rawang yang berada tepat di depan pintu masuk Bangsal Sekati. Rizki mempermasalahkan Gamelan yang ditabuh sebelum ia tiba di Bangsal Sekati.

Kedatangan Rizki memicu emosi sejumlah abdi dalem dan kerabat yang berada di lokasi pun mendorong hingga mencekik Rizki hingga keluar dari area Bangsal Sekati. Rizki mengaku sebagai utusan dari PB XIII yang diberi perintah untuk memerintahkan ngungelke gangsa (membunyikan gamelan).

Usai keributan tersebut, Rizki lalu meninggalkan kawasan Masjid Agung. Namun kericuhan kembali terjadi setelah beberapa orang berseragam Pagar Nusa mendekati Bangsal Sekati. Dan sejumlah orang mengenakan kaos hitam-hitam langsung mengusir mereka.

Para pesilat itu masih berusaha mendekat hingga salah seorang dengan kaos hitam berambut panjang melayangkan pukulan ke wajah salah satu pesilat. Para pesilat itu akihrnya meninggalkan lokasi setelah mendapat penolakan yang sangat kuat.

2. Dinilai sesuai dengan SOP

Konflik Keraton Kembali Memanas, Kali Ini Gara-Gara Gamelan SekatenKejadian perselisihan saat prosesi Gamelan Sekaten Keraton Kasunanan Surakarta. (IDN Times/Larasati Rey)

Di kesempatan tersebut, Pengageng Parentah Keraton, KGPH Dipokusumo enggan berkomentar mengenai insiden tersebut. Dipo juga enggan menjawab saat ditanya mengenai gamelan sekaten yang sudah berbunyi sebelum Rizki datang.

“Saya menjelaskan SOP saja. SOP dari Sinuhun, yang diperintah untuk ngungelaken gangsa (membunyika gamelan) adalah mantu dalem (menantu raja), KRA Rizki,” kata Dipo.

“Memang terjadi begitu. Tapi semua kan berdasarkan dhawuh dalem. Intinya nanti kita lihat nut jaman kelakone wae (ke depan akan seperti apa),” kata adik beda ibu Pakubuwana XIII itu.

3. Terjadi kesalahpahaman.

Konflik Keraton Kembali Memanas, Kali Ini Gara-Gara Gamelan SekatenKejadian perselisihan saat prosesi Gamelan Sekaten Keraton Kasunanan Surakarta. (IDN Times/Larasati Rey)

Sementara itu, dipihak LDA, Ketua Eksekutif Lembaga Hukum LDA, KP Eddy Wirabhumi mengatakan insiden tersebut terjadi karena kesalahpahaman. Ia mengaku mendengar perintah untuk membunyikan Gamelan Sekaten diamanatkan kepada salah satu abdi dalem bernama Kanjeng Sinawung. Para prngrawit, mendengar instruksi dari pengeras suara Masjid Agung, Kanjeng Sinawung pun memerintahkan para pengrawit untuk mulai menabuh gamelan sekaten.

“Saya dengar dengan sangat keras dari speaker Masjid Agung itu yang diminta untuk mendhawuhke ngungelke gangsa (memerintahkan membunyikan gamelan) itu adalah Kanjeng Sinawung,” kata Eddy.

“Setelah didawuhke, ada yang datang yang namanya Kanjeng Rizki itu. Dia mengatakan bahwa dia yang diperintah untuk mendhawuhkan itu sehingga terjadi silang pendapat,” sambungnya.

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya