Lagi, Keraton Solo Tidak Adakan Grebeg Maulid: Masih Pandemik COVID-19

Sudah 2 tahun tidak ada perayaan Sekatenan

Surakarta, IDN Times - Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat kembali meniadakan upacara adat peringatan Mulid Nabi Muhammad SAW atau Grebeg Maulid yang rencananya digelar pada Senin (18/10/2021).

1. Masih pada masa pandemik COVID-19

Lagi, Keraton Solo Tidak Adakan Grebeg Maulid: Masih Pandemik COVID-19Pengangeng Parentah Keraton Solo, KGPH Dipokusumo. IDNTimes/Larasati Rey

Penganggeng Parentah Keraton Kasunanan Surakarta, GPH Dipokusumo mengatakan untuk kedua kalinya keraton tidak mengelar peringatan Grebeg Maulid lantaran masih dalam kondisi pandemik COVID-19. Kendati Kota Solo sudah memasuki katagori PPKM Level 2, pihak keraton tetap mengikuti aturan dari Pemerintah Kota (Pemkot) untuk tidak mengelar upacara adat secara massal.

"Dalam penyelenggaraan grebeg berkaitan dengan upacara Maulid Nabi ini sementara tata caranya masih sesuai dengan protokol kesehatan belum berani atau tidak bisa. Jadi indikatornya pasar malem dan mios gamelan itu tidak ada," ujarnya Senin (18/10/21).

Lebih lanjut, Dipokusumo mengaku tak ingin membuat klaster baru, terlebih jika acara grebeg dibuka untuk umum, ia mempercayai akan mendatangkan banyak warga yang berasal dari berbagai daerah.

"Kalau warga dari Solo sendiri itu malah tidak apa-apa, tapi nanti kan yang datang banyak dari luar juga. Bagaimanapun itu kontak pribadi seseorang dengan berbagai daerah itu kan levelnya berbeda-beda. Nah tentu saja ini menjadi poin utama, misalnya Solo-nya sudah level 2 tapi yang datang ke barbagai daerah kita tidak tahu kan levelnya lebih tinggi, dan bisa saja malah menjadi kontra produktif, malah meningkat lagi," jelasnya.

Baca Juga: Kanjeng Pangeran Gibran, Gelar Bangsawan Dari PB XIII Keraton Solo

2. Acara digelar secara terbatas

Lagi, Keraton Solo Tidak Adakan Grebeg Maulid: Masih Pandemik COVID-19Dok. IDN Times

Lebih lanjut, adik PB XIII itu mengatakan Keraton Solo tetap akan menggelar Grebeg Mulud secara internal, dan hanya diikuti oleh abdi dalem serta keluarga keraton. Keterbatasan penyelenggaran grebeg sendiri didasarkan atas situasi pandemi Covid-19 yang tak kunjung mereda.

"Jadi rangkaian upacara grebreg Maulid Nabi atau Sekatenan itu ada beberapa kegiatan yang sifatnya internya, misalnya jamasan pusaka itu jamasan Kyai Sutomi, jamasan Kyai Surak, kemudian Kyai Browijoyo itu kan banyak, itu internal sangat terbatas. Kemudian yang untuk grebeg mulidnya itu sekitar 50 orang nanti malam di dalam Bangsal Maligi," jelasnya.

3. Kirab setiap tanggal 12 Mulud kalender Jawa

Lagi, Keraton Solo Tidak Adakan Grebeg Maulid: Masih Pandemik COVID-19IDN Times/Nofika Dian Nugroho

Tradisi Grebeg Maulid merupakan upacara adat yang digelar setiap tanggal 12 bulan Rabiul awal atau bulan Mulud pada kalender Jawa. Peringatan tersebut ditandai dengan kirab dua pasang gunungan yang diarak dari Keraton Kasunanan Surakarta menuju halaman Masjid Agung Solo.

Kirab dua pasang tersebut diiringi dengan alunan gamelan yakni gamelan bernama Kyai Guntur Madu dan Kyai Guntur Sari yang dimainkan di bangsal Masjid Agung Solo.

Di halaman masjid dua pasang gunungan tersebut diperebutkan oleh warga masyarakat. Mereka percaya gunungan yang berisi hasil bumi tersebut membawa berkah.

Baca Juga: Horor! 4 Kisah Misteri dan Tempat Angker di Boyolali, Bikin Merinding

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya