Melihat Taman Kehati di Klaten yang Jadi Sarana Edukasi untuk Pelajar

Berfungsi sebagai living library

Klaten, IDN Times - Taman Keanekaragaman Hayati atau Taman Kehati Aqua Klaten kerap dimanfaatkan sebagai sarana edukasi bagi para pelajar dan mahasiswa. Hal tersebut sebagai komitmen untuk beroperasi secara berkelanjutan dan bertanggung jawab, termasuk menjaga kelestarian lingkungan yang diwujudkan lewat Taman Kehati ini.

1. Terkoneksinya 130 jenis vegetasi

Melihat Taman Kehati di Klaten yang Jadi Sarana Edukasi untuk Pelajarilustrasi vegetasi di Bumi (pexels.com/Mali Maeder)

Stakeholder Relations Manager Pabrik Danone AQUA Klaten, Rama Zakaria mengatakan Taman Kehati Aqua Klaten merupakan kawasan pelestarian flora dan fauna hasil inisiasi PT. Tirta Investama Pabrik Klaten dengan luas sekitar 4,6 hektare.

Pelestarian flora fauna di taman tersebut salah satunya dengan terkoneksinya 130 jenis vegetasi yang diawasi secara berkelanjutan, dimana estimasi secara total memiliki serapan karbon sebesar 320,96 Ton.

“Terdapat lebih dari 200 spesies tanaman tumbuh subur di taman tersebut, sedangkan jumlah populasinya mencapai lebih dari 1.000 tanaman,” ujarnya Rabu (29/11/2023).

Menariknya, di area taman terdapat sumur untuk produksi pabrik air minum, selain itu juga dilengkapi sumur pantau untuk memonitor neraca air.

Baca Juga: Warga Rasakan Manfaat Embung Tirta Mulya Klaten di Musim Kemarau 

2. Berfungsi sebagai living library

Melihat Taman Kehati di Klaten yang Jadi Sarana Edukasi untuk PelajarAktifitas di taman Keanekaragaman Hayati atau Taman Kehati Klaten. (Dok/Istimewa)

Lebih lanjut, Rama mengatakan Taman Kehati Klaten ini juga berfungsi sebagai living library, yaitu lokasi yang berfungsi sebagai ruang belajar dan perpustakaan hidup untuk penelitian, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat. Di taman ini juga terdapat 23 spesies anggrek, di antaranya Vanda Tricolor yang merupakan bunga eksotis Merapi.

"Anggrek tersebut juga nyaris punah karena erupsi. Ini anggrek endemik Merapi, nyaris punah dan berhasil ditemukan kembali. Kini kami ikut membantu menyelamatkan varian itu disini,” ucap Rama.

Sejumlah tanaman keras dari Merapi mulai ditanam di Taman Kehati sekitar dua tahun lalu. Saat dibawa dari lereng Merapi, tinggi pohon baru sekitar 20 cm. Beberapa di antaranya adalah pohon nyamplung, saputangan, dan Afrika, selain tanaman herbal.

3. Taman dibagi menjadi beberapa zona

Melihat Taman Kehati di Klaten yang Jadi Sarana Edukasi untuk PelajarAktifitas di taman Keanekaragaman Hayati atau Taman Kehati Klaten. (Dok/Istimewa)

Taman Kehati dibagi dalam beberapa zona, yakni zona spesies bambu, anggrek, tanaman keras, dan tanaman herbal. Rama menjelaskan pengenalan keanekaragaman hayati sangat penting. Salah satu tujuannya untuk menumbuhkan kesadaran menjaga kehati, agar tidak terjadi biopiracy yakni kejahatan pencurian genetik hayati.

"Contohnya kalau ada warga negara asing datang, ijin ambil hayati, spesies tertentu diteliti, dikembangkan lalu diklaim dipatenkan milik mereka," kata Rama.

Tidak hanya sebagai perpustakaan hidup, Taman Kehati Klaten ini juga berfungsi sebagai penyangga sistem kehidupan di Sub-Daerah Aliran Sungai Pusur, anak sungai Bengawan Solo di Klaten, Jawa Tengah. Hal itu terbukti dengan melimpahnya air dari Sungai Pusur kepada para petani di Kabupaten Klaten. Untuk kawasan tengah berada di kecamatan Tulung dan Polanharjo, sedangkan untuk kawasan hilir di Kecamatan Delanggu dan Juwiring.

“Dengan adanya aliran air di sungai tersebut membuat para petani di daerah ini tidak pernah kekeringan,” tuturnya.

Berkat pengairan persawahan dari Sungai Pusur ini, para petani di Klaten juga berhasil memproduksi beras Rojolele Srinar Srinuk, yang berasal dari varian IP 400. Beras primadona dari Solo Raya ini pertama kali dikembangkan di Desa Delanggu, Kecamatan Polanharjo.

Kondisi tersebut menjadikan Klaten merupakan daerah lumbung pangan nasional saat ini. Menurut Rama, program yang terintegrasi mulai dari hulu Merapi, tengah hingga hilir ini melibatkan masyarakat dan berbagai lembaga independen yang berkompeten menjadi komponen penting dalam kolaborasi.

Pengembangan Taman Keanekaragaman hayati di Rumah Sumber ini menjadi salah satu upaya untuk menjaga standar keamanan pangan. Rumah sumber dijaga secara alami dengan flora fauna yang dipantau selalu dengan menghitung indeks kehati.

Tak hanya di Klaten, Taman Kehati juga dibuka di beberapa daerah lainnya di Indonesia. Taman Kehati umumnya berupa kawasan hutan alam minimal seluas 3 hektar. Taman ini didedikasikan sebagai kawasan yang tidak dibangun, terbuka dan dihitung secara berkala indeks kehatinya.

Baca Juga: Warga Mundu di Klaten Manfaatkan Kotoran Sapi Untuk Biogas

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya