Meski Digratiskan, Museum Radya Pustaka Tetap Minim Pengunjung

Pengunjung museum turun selama pandemi COVID-19.

Solo, IDN Times - Selama pandemi COVID-19, jumlah pengunjung di Museum Radya Pustaka Solo, Jawa Tengah menurun drastis. Museum yang berada di Jalan Slamet Riyadi Solo tersebut, sempat ditutup saat Solo dikatakan KLB (Kejadian Luar Biasa) COVID-19 pada bulan Maret lalu dan baru dibuka kembali bulan Juni.

Baca Juga: Keturunan Kyai Slamet, Kerbau Bule Tertua di Keraton Solo Mati

1. Menurun hingga 50 persen

Meski Digratiskan, Museum Radya Pustaka Tetap Minim PengunjungPengunjung Museum Radya Pustaka, Solo, Jawa Tengah. IDNTimes/Larasati Rey

Sejak bulan Juni hingga saat ini, rata-rata pengunjung museum tertua di Indonesia tersebut hanya 300 sampai 500 pengunjung per bulan. Sebelum masa pandemi jumlah pengunjung dalam satu bulan bisa mencapai 1.000 orang dan sebagian besar dari kalangan pelajar.

"Kalau museum sudah dibuka tapi untuk ruang perpustakaan atau ruang manuskrip masih kami tutup untuk umum. Kecuali untuk keperluan riset, biasanya mahasiswa yang ingin mencari bahan skripsi maupun tesis," kata Edukator Museum Radya Pustaka Solo, Soemarni Wijayanti,saat ditemui Minggu (15/11/2020).

2. Area perpustakaan tutup selama pandemi

Meski Digratiskan, Museum Radya Pustaka Tetap Minim PengunjungArea perpustakaan Museum Radya Pustaka, Solo, Jawa Tengah. IDNTimes/Larasati Rey

Lebih lanjut, Yanti mengatakan jika operasional perpustakaan di dalam museum belum dibuka untuk umum. Hal ini dilakukan untuk menghindari banyaknya orang yang memegang buku-buku koleksi kuno. Area perputakaan sendiri mulai ditutup untuk umum sejak awal KLB diberlakukan di Kota Solo.

"Biasanya di perpustakaan dalam satu meja bisa ada empat sampai lima orang. Jadi tidak berjarak, sehingga sampai saat ini masih ditutup, untuk mengurangi kontaminasi," jelasnya.

Mahasiswa dan peneliti yang ingin mencari bahan di perpustakaan Museum Radya Pustaka juga tidak bisa sembarangan masuk. Mereka harus mengajukan izin terlebih dahulu ke UPT Museum Solo.

3. Tak ada pengunjung asal luar negeri

Meski Digratiskan, Museum Radya Pustaka Tetap Minim PengunjungPengunjung Museum Radya Pustaka, Solo, Jawa Tengah. IDNTimes/Larasati Rey

Meskipun masih digratiskan, tidak ada pengunjung asal luar negeri yang datang ke Museum tertua di Indonesia tersebut. Bahkan, sebagian besar masih dari dalam kota dan beberapa dari luar kota seperti Surabaya dan lainnya.

"Kalau pengunjung dari luar negeri belum ada karena memang kondisi pandemi belum banyak wisatawan asing yang bepergian," ungkapnya.

Museum Radya Pustaka beroperasi setiap hari Selasa-Minggu mulai pukul 09.00 hingga 14.00 WIB. Sedangkan hari Senin libur. Pengunjung yang ingin masuk ke museum tidak dikenakan biaya alias gratis. Museum Radya Pustaka didirikan oleh Kanjeng Raden Adipati Sosrodiningrat IV pada 18 Oktober 1890. Di dalam museum, pengunjung bisa melihat koleksi benda-benda kuno.

Baca Juga: 5 Spot Wisata Asyik di Solo Lokasinya Tak Jauh dari Keraton Surakarta

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya