Ngunduh Mantu Jokowi Mengambil Tema Mataram Islam

Konsep dekorasi bernuansa putih.

Surakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo sedang mempersiapkan acara ngunduh mantu pernikahan putra bungsunya, Kaesang Pangarep dengan Erina Sofia Gudono pada Minggu (11/12/2022).

Seluruh prosesi adat akan dilakukan di rumah dinas Wali Kota Solo Loji Gandrung, kemudian menuju ke Pura Mangkunegaran untuk tasyakuran dan menyambut para tamu undangan.

Baca Juga: Iriana Jokowi Test Food Hidangan Pernikahan Kaesang, Ada Klepon

1. Gunakan tema Mataram Islam.

Ngunduh Mantu Jokowi Mengambil Tema Mataram IslamAsmoro Decoration jelaskan set venue pernikahan Kaesang-Erina. (IDN Times/Larasati Rey)

Pemilik Asmoro Decoration, Ranu Asmoro yang dipercaya oleh keluarga Presiden Jokowi untuk menghias lokasi venue mengatakan jika dalam pernikahan Kaesang-Erina nantinya akan mengambil tema "Mataram Islam".

Menurutnya tema tersebut diambil dari asal usul kedua mempelai yakni Solo dan Yogyakarta. Mataram Islam sendiri juga merupakan cikal bakal berdirinya Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat dan Kasultanan Yogyakarta Hadiningrat.

Ranu mengaku sebelumnya juga telah mengajukan beberapa ide dan presentasi soal tema pernikahan Kaesang-Erina. Namun hingga saat ini tema tersebut lah yang disetujui.

"Mataram Islam kami bikin satu visual Mrajak Sewu. Kita ambil dari konsep berdirinya Mataram Islam," ujarnya saat ditemui Selasa (29/11/2022).

2. Mengunakan hiasan bunga bernuansa putih.

Ngunduh Mantu Jokowi Mengambil Tema Mataram IslamDekorasi pernikahan Kaesang-Erina di Loji Gandrung, Solo. (IDN Times/Larasati Rey)

Dekorasi baik di Loji Gandrung maupun Pura Mangkunegaran nantinya akan mengunakan gebyok yang dihiasi dengan bunga berwarna putih, adapun bunga yang dipilih yakni jenis bunga anggrek, casablanca, peacock, baby breath, dan material daun yang lain.

Art Direktor Asmoro Decoration, Pandji Vasco Dagama mengatakan tema Mataram Islam nantinya akan dilengkapi dengan visual enam hiasan yang diberi nama Mrajak Sewu.

Dimana Mrajak Sewu sendiri merupkan hiasan yang berbentum punden trapesium. Dengan daun jati sebagai covernya. Serta di atasnya terdapat kelapa cengkir dan beberapa bilah bambu dimana ujungnya ditancapkan cabai.

"Jadi Mrajak Sewu ini menggambarkan berdirinya Mataram Islam, dimana daun jadi sendiri diartikan sebagai Alas Donoloyo yang notabene asal usul berdirinya Keraton Jogya dan Keraton Solo. Kalau untuk cengkir gading sebuah filosofi kencenge pikir bahwa ini sebuah kegiatan yang sungguh-sungguh dan dipertimbangkan," jelasnya.

"Bambu dan lombok (cabai) itu identifikasi dari sebuah hajatan agar apam mendukung semua kegiatan ini," imbuhnya.

Jadi bisa diartikan Mrajak Sewu ini sebagai bentuk tolak bala agar prosesi pernikahan besok dapat berjalan lancar.

3. Tak ada prosesi adat di Pura Mangkunegaran.

Ngunduh Mantu Jokowi Mengambil Tema Mataram IslamPembuatan Mrajak Sewu yang akan dipasang di Loji Gandrung untuk pernikhan Kaesang-Erina. (IDN Times/Larasati Rey)

Lebih lanjut, Pandji menegaskan jika prosesi adat pernikahan. Sedangkan prosesi adat sendiri digelar di Loji Gandrung. Sedangkan Pura Mangkunegaran sendiri digunakan untuk lokasi penerimaan tamu.

"Untuk yang di Loji Gandrung memang khusus untuk acara adat. Salah satunya sungkeman, tumplak Punjen atau udik-udik, kemudian ilanjutkan kirab ke Mangkunegaran," jelasnya.

Proses adat pernikahan sendiri digelar secara terbatas di dengan set venue pernikahan di teras Loji Gandrung. Usai prosesi adat, kedua mempelai dan keluarga dilanjutkan dengan kirab dari Loji Gandrung menuju Pura Mangkunegaran dengan menggunakan kereta kencana.

Baca Juga: Ada Kirab Pernikahan Kaesang dan Erina, CFD Solo Tetap Buka untuk Umum

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya