Gibran Resmikan PLTSa Solo, Pertama di Indonesia pakai Metode Gasifier

Untuk sementara hasilkan listrik 5 Megawatt per hari

Surakarta, IDN Times - Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Putri Cempo Solo di Solo, Jawa Tengah resmi beroperasi dengan menghasilkan listrik sebesar 8 Megawatt (MW) setiap harinya.

Diresmikan langsung oleh Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, PLTSa Putri Cempo diharapkan bisa menjadi alternatif pengolahan sampah di Kota Solo.

1. Sementara baru 8 MW

Gibran Resmikan PLTSa Solo, Pertama di Indonesia pakai Metode GasifierPLTSa Putri Cempo, Solo. (IDN Times/Larasati Rey)

Wali Kota Solo, Gibran optimis PLTSa Putri Cempo bisa langsung dimanfaatkan oleh warganya. Terlebih listrik yang dihasilkan mencapai 8 MW per harinya.

"Disalurkan lewat gardu yang ada di Palur," jelasnya.

Nantinya, PLTSa Putri Cempo akan mampu menghasilkan 8 MW listrik sekali produksi. Meski demikian, untuk sementara ini baru menghasilkan 5 MW listrik saat pertama beroperasi. 

Baca Juga: Duh! Mesin PLTSa TPA Jatibarang Semarang Mati Setahun, Ini Pemicunya

2. Lakukan komitmen dengan daerah sekitar

Gibran Resmikan PLTSa Solo, Pertama di Indonesia pakai Metode GasifierPeresmian PLTSa Putri Cempo, Solo. (IDN Times/Larasati Rey)

Tak hanya mengolah sampah di PLTSa Putri Cempo, Gibran bersama kepala daerah di Solo Raya juga menandatangai komitmen kerjasama pengiriman sampah dari daerah sekitar.

Adanya komitmen tersebut, nantinya sampah yang ada di Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Sragen, Kabupaten Wonogiri, dan Kabupaten Klaten bisa diolah di PLTSa Putri Cempo, sekaligus bersama menciptakan daerah bersih dari sampah.

"Sekitar Solo berkomitmen setelah lima tahun ke depan untuk mengirim sampah ke sini. Artinya selama lima tahun ini kami menghabiskan gunung sampah kami sendiri dulu, baru kemudian nanti menerima sampah dari luar kota," jelasnya.

3. Sudah ada kesepakatan dengan PLN

Gibran Resmikan PLTSa Solo, Pertama di Indonesia pakai Metode GasifierPLTSa Putri Cempo, Solo. (IDN Times/Larasati Rey)

Sementara itu, Direktur Utama PT Solo Citra Metro Plasma Power (SCMPP) selaku operator PLTSa Putri Cempo Elan Suherlan mengatakan PLTSa Putri Cempo akan mengolah sebanyak 545 ton sampah mentah setiap hari. Sampah-sampah yang akan diolah untuk kemudian menjadi energi listrik tersebut terdiri dari sampah lama dan sampah baru.

"Nantinya dapat membangkitkan energi listrik kurang lebih sebesar 8 MW. Sebagian energi listrik akan kami gunakan sendiri dan sebagian lagi, yakni sekitar 5 MW akan kami jual kepada PLN untuk selanjutnya disalurkan kepada pelanggan PLN melalui jaringan distribusi," ungkapnya.

Ia juga menegaskan jika metode gasifier ini merupakan metode yang ramah lingkungan, lantaran tak ada proses pembakaran didalamnya.

"Yang sudah diproduksi sekarang semua 8 gasifier ada 20 gas engine, jadi total kapasitas, mestinya bisa kurang lebih sekitar 8 megawatt hasilnya maksimal," jelasnya.

Lebih lanjut, Erlan mengatakan jika tarif dasar listrik yang dijual ke PLN sudah melalui kesepakatan antara dua belah pihak.

"Itu ada aturannya regulasinya apa namanya menyebutkan tarifnya itu sebesar 13,55 sen per KWh," jelasnya.

Baca Juga: [OPINI] Penggunaan PLTS untuk Green House Kebun Bibit di Desa Manggihan Kabupaten Semarang

Topik:

  • Bandot Arywono
  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya