Revitalisasi Lokananta, Jadi Destinasi Wisata Berbasis Sustainable

Di konsep lebih modern dan sustainable.

Surakarta, IDN Times - Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta bersama Percetakan Negara Republik Indonesia (Peruri) berencana akan melakukan revitalisasi kawasan museum musik Lokananta yang berlokasi di Kota Solo. Revitalisasi kawasan tersebut akan dimulai pada akhir Juli 2022 mendatang.

Baca Juga: Kabar Gembira! Lokananta Jajaki Untuk Kembali Produksi Piringan Hitam

1. Membuat ekosistem musik baru di Solo.

Revitalisasi Lokananta, Jadi Destinasi Wisata  Berbasis SustainableDesain baru Studio Musik Lokananta. (IDN Times/Larasati Rey)

Dibawah pengelolaan Holding Danareksa, konsep revitalisasi Lokananta akan berbasis sustainable tourism. Dimana kawasan Lokananta akan diubah menjadi lebih modern namun tidak meninggalkan nilai heritage-nya.

Lokananta sendiri merupaka salah satu unit usaha dibawah Percetakan Negara Republik Indonesia. Dengan revitalisasi ini nantinya akan menjadikan Lokananta sebagai tempat wisata baru, serta wadah untuk menunjukkan kreatifitas.

“Tugas kami untuk membesarkan dan mendukung pendanaan. Saat ini ada 21 BUMN yang titip kelola di Holding Danareksa, salah satunya Percetakan Negara Republik Indonesia yang mengelola Lokananta ini. Bagaimana kita bisa merenovasi aset tapi yang utama tetap mempertahankan kebudayaannya dan menjadi ruang kreatif hub,” ujar Direktur Utama Danareksa Ari Surono, Jumat (15/7/2022).

“Kita kan menjadikan Lokananta ini wadah, membuat ekosistem musik dengan community jadi bener-bener mengembalikan brand Lokananta yang tadinya sebagai pusat musik dan label nasional, serta mengembangkan kembali rekaman musik. Dari brand lokal ini akan kita kembangkan juga identitas kultur dan seni yang ada di lokal,” imbuhnya.

2. Dilengkapi dengan panggung dan booth UMKM.

Revitalisasi Lokananta, Jadi Destinasi Wisata  Berbasis SustainableDesain baru Studio Musik Lokananta. (IDN Times/Larasati Rey)

Revitalisasi Lokananta sendiri meliputi kawasan depan hingga kawasan belakang museum. Namun revitalisasi tidak mencakup kawasan bangunan museum musik Lokananta. Ari mengatakan untuk kawasan bangunan museum akan tetap dipertahankan seperti aslinya karena bangunan tersebut merupakan Bangunan Cagar Budaya (BCB), namun revitalisasi nantinya hanya akan menyasar pada bagian dal museum, dimana bagian tersebut akan ditata dan dikonsep lebih modern dan menarik.

"Kita masih pertahankan bangunan asli museum Lokananta, tapi nanti ada prombakan di bagian depan akan ada kawasan Al Fresco Dinning yang tujuannya untuk menarik perhatian warga yang melintas didepannya," katanya.

Selain itu, revitalisasi juga akan banyak ditujukan di bagian lahan kosong di sisi utara museum, dimana akan digunakan untuk pangging musik, dan juga kawasan kuliner dan UMKM, serta ada kawasan souvenir di area selasar pintu masuk.

3. Jadi pusat penelitian musik.

Revitalisasi Lokananta, Jadi Destinasi Wisata  Berbasis SustainableGubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. (IDN Times/Larasati Rey)

Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengaku kagum dengan potensi besar yang selama ini kurang terekspos sehingga tidak diketahui khalayak luas. Dibawah pengelolaan Holding Danareksa, konsep revitalisasi Lokananta akan menjadi lebih modern dengan tidak meninggalkan heritage-nya.

“Kalau Lokananta ini museum ya harus jadi living museum bukan kumpulan benda mati nanti jadi gudang, dan menurut saya ini nanti menjadi Lokananta Reborn,” tegas Ganjar usai meninjau musemusik Lokananta bersama Walikota Solo, Gibran Rakabuming Raka.

Ganjar juga memberi masukan agar Lokananta Reborn bisa menjadi pusat riset budaya Indonesia atau heritage research. Ganjar mengungkapkan, museum Lokananta nanti mampu mengumpulkan semua literatur yang ada dari para musisi.

“Kita kawal agar heritage nya tetap ada dan tetap bagus. Lokananta bisa kembali menjadi pusat pertumbuhan seni lebih khususnya musik. Karena catatan berikutnya nanti kita mesti menyiapkan lebih banyak event, konser yang rutin dan ini old and new. Musik untuk dari yang muda, inde hingga musik masa lalu,” ujar Ganjar.

“Setelah launching, setiap ada konser musik di Solo, pengelola museum jangan malu untuk minta secara resmi album dari awal hingga album terakhir. Misalnya nanti Dream Theater main kita minta mereka kirim album dari pertama sampai terakhir disumbangkan. Biar kita punya semuanya,” pungkasnya.

Baca Juga: Gibran Sulap Lokananta Solo Jadi SandBox Bak di Drama Korea Start-up

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya