Ciptakan Robot Sampah, Salma Sabet Medali Emas

Hanya menghabiskan Rp750 ribu

Solo, IDN Times - Salma Sonia Jneina, siswa kelas XII IPA 2 Boarding School Madrasah Aliyah Negeri 1 (MAN) Solo ini patut berbangga hati. Pasalnya di usianya yang masih belia, gadis kelahiran Jakarta, 1 Oktober 2001 tersebut berhasil menyabet medali emas dalam ajang Wolrd Robot Games 2019 yang digelar di Bangkok, Thailand, pada 29-31 Agustus 2019.

 

1. Membuat robot tempat sampah

Ciptakan Robot Sampah, Salma Sabet Medali EmasIDN Times/ Larasati Rey

Karya invoatif tersebut, berhasil membuat juri dari negeri gajah putih kagum. Salma, berhasil membuat robot tempat sampah yang diberi nama 'Smart Bin In The Mall'.

Robot tersebut didesain secara otomatis untuk membuka penutup tong sampah tanpa harus menyentuh tong tersebut. Selain itu, robot bisa mengirimkan pesan melalui telegram kepada petugas kebersihan jika tong sampah tersebut sudah penuh.

"Smart bin in the mall'  punya dua sensor ultrasonik yang bisa membuka otomatis saat mendeteksi ada tangan di atasnya. Jika sampahnya sudah penuh maka akan mengirim telegram kepada pertugas sampah," jelasnya saat ditemui di sekolahnya, Senin (2/9).

Anak kedua dari lima bersaudara pasangan Nursan Sagiri dan Yani Maryani mengaku, menghabiskan dana sekitar Rp750 ribu untuk membuat robot tersebut. Robot buatan tahun 2017 itu pernah dilombakan dalam perlombaan Madrasah Robotik Competiton, dan mendapatkan juara pertama di tingkat nasional, yang kemudian dimodifikasi ulang.

Baca Juga: 5 Smartphone Gaming dengan Spek Mumpuni, Harga di Bawah Rp4 Juta!

2. Sempat minder

Ciptakan Robot Sampah, Salma Sabet Medali EmasIDN TImes/ Dok. MAN 1 Solo

World Robot Games 2019 diikuti 10 negara, ajang internasional tersebut merupakan lomba robot pertama diikuti oleh Salma. Ia mengaku sempat berkecil hati saat melihat pesaing dari berbagai negara yang memiliki robot yang lebih canggih.

“Ada satu robot, i think  that very technology dan tak terduga, dari Filipina, mereka seperti memasukkan informasi mall, seperti ada gempa bumi dan ada pemberitahuan evakuasi, sangat bagus,” jelasnya.

Salma pun mengaku sempat panik saat mengoperasikan robot buatanya tersebut. Dimana motor listrik yang ia pasang tidak berfungsi dan butuh waktu untuk memperbaikinya.

"Kendala saat dicoba di Indonesia itu baik-baik saja dan saat di Thailand motor listriknya tidak berfungsi, mungkin karena waktu dibawa ke pesawat kena guncangan,” ungkapnya.

3. Salah kategori

Ciptakan Robot Sampah, Salma Sabet Medali EmasIDN Times/ Larasati Rey

Guru pendamping robotik MAN 1 Solo, Prohantoro Eko Sulistyo mengatakan jika seharusnya Salma mengikuti lomba untuk katagori ‘Creative Robot Senior’ untuk anak SMA. Namun karena beberapa persyaratan yang tidak mencukupi, akhirnya robot milik Salma dimasukkan ke katagori ‘Inovative Robot Extreme’ yang dikuti oleh peserta umum, mulai anak-anak hingga dewasa.

“Kita perjuangan panjang dan banyak yang harus dipersiapkan, dengan jangka waktu terbatas, banyak kendala tetapi berkat niat dan keseriusan bisa dipermudah dan memangkan lomba,” jelas Eko.

Meski terbilang singkat,  berkat presentasi Salma yang baik dan didukungan dengan alat yang mudah diimplentasikan, menjadikan nilai plus bagi Salma untuk memenangkan lomba tingkat internasional tersebut.

4. Berharap diterapkan di Inonesia

Ciptakan Robot Sampah, Salma Sabet Medali EmasIDN Times/Larasati Rey

Walau belum diproduksi massal, Salma berharap hasil karyanya bisa digunakan di Indonesia. Ia juga berharap pemerintah berperan serta membantu mengembangkan robot buatannya tersebut untuk disempurnakan kembali.

“Saya ingin goverment of Indonesia ini bisa melihat dan menilai robot ini lebih efisien. Dan bisa dikembangkan oleh pemerintah juga,” harap Salma.

Baca Juga: Hati-hati, Ini 10 Hal Pribadi Milikmu yang Bisa Diketahui Google!

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya