Teroris Bom Polsek Astana Anyar Cari Dana Pakai Kotak Amal

Ada 50 kotak amal yang disebar di Solo dan sekitarnya 

Surakarta, IDN Times - Densus 88 Antiteror menangkap 5 pelaku tindak pidana terorisme di bom Polsek Astana Anyar Bandung, Jawa Barat. Kelima pelaku berinisial S alias SU, TN, PS, AG alias AS, dan R alias UD alias UA.

Polisi juga mengungkapkan pendanaan para teroris dalam menjalankan aksinya.

Baca Juga: 5 Teroris Bom Polsek Astana Anyar Ditangkap, Ada Rencana Ngebom Solo

1. Sebar 50 an kotak amal

Teroris Bom Polsek Astana Anyar Cari Dana Pakai Kotak AmalBarang bukti kotak amal dalam penangkapan 5 terorisme di Solo. (IDN Times/Larasati Rey)

Kepala Bagian Bantuan Operasi (Kabagbanops) Densus 88 Antiteror Polri Kombes Pol Aswin Siregar mengatakan dalam penangkapan tersebut diamankan sejumlah barang bukti penting seperti peralalatan elektronik, bahan-bahan kimia, dan alat-alat yang digunakan dalam merakit bahan peledak.

Termasuk puluhan kotak amal bertuliskan "Sumbangan Sahabat Langit Solo" dan "Sahabat Umat". Kotak sumbangan tersebut disebar di sejumlah titik lokasi. Dana yang terisi di kotak amal digunakan sebagai pembiayaan segala aktivitas terorisme.

"Kotak sumbangan itu adalah sarana pendanaan yang mereka lakukan. Jumlah kotak yang disebar sampai yang disita sekitar 50-an kotak," ujarnya dalam konferensi pers di Mapolresta Solo, Jumat (4/8/2023).

2. Bom memiliki daya ledak tinggi

Teroris Bom Polsek Astana Anyar Cari Dana Pakai Kotak AmalBarang bukti dalam penangkapan 5 terorisme di Solo. (IDN Times/Larasati Rey)

Dari penyelidikan kepolisian, S alias SU merupakan perakit bom dan sudah lama belajar membuat bom. Ia merupakan murid turunan dari Dr Azahari.

"Saudara S berlatih membuat switching bom sejak tahun 2010, dilatih oleh saudara Sogir. Ini merupakan kelompok jaringan teroris JI (Jamaah Islamiah)," Ungkap Aswin.

Dimana Sogir merupakan murid dari Dr Azahari. Selain itu di tahun 2012, S alias SU juga berlatih membuat bom dari Saudara B. Sedangkan B merupakan anggota jaringan terorisme JHT yang menamakan diri Al Qaeda Indonesia.

Adapun jenis peledak yang dipelajari dan digunakan dalam operasi terorisne tersebut memiliki dua jenis bahan peledak (handak) yang diterima yakni high explosive dan low explosive.

"Untuk peristiwa di Astana Anyar kadarnya high explosive. Sehingga korban bom bunuh diri itu terurai menjadi beberapa bagian," jelasnya.

3. Targetkan pengeboman di kantor polisi.

Teroris Bom Polsek Astana Anyar Cari Dana Pakai Kotak AmalPelaku teroris bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar di rilis di Mapolresta Solo. (IDN Times/Larasati Rey)

Lebih lanjut, Aswin mengatakan berdasarkan pengakuan dari S alias SU, ada dua lokasi pengeboman yang menjadi target tersangka. Yakni di Bandung dan di Solo. Namun satu paket bom di Solo belum terealisasi.

"Rencana bom SU dan AS sebetulnya di 2 tempat. AS di bandung SU di Solo. Ada 1 paket yang sudah disiapkan," katanya.

Aswin mengaku jika S alias SU berencana melakukan pengeboman di Solo yakni dengan target kantor Mapolresta Surakarta. Namun, karena belum ada pengantin atau calon pengebom rencana tersebut belum dilakukan.

“SU di Solo, ada satu paket yang sudah disiapkan, dan sedang mencari pengantinnya untuk melakukan bom bunuh diri atau amaliyah,” pungkasnya.

Baca Juga: Densus 88 Tangkap 2 Teroris Boyolali Terkait Bom Polsek Astana Anyar

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya