Viral! Akun ini Ungkap Identitas Korban Tewas Diksar Menwa UNS 2013

Berbagai aksi kekerasan dilakukan saat diklatsar

Surakarta, IDN Times - Kasus meninggalnya Gilang Endi Saputra (21) mahasiswa semester 3 Vokasi Universitas Sebelas Maret (UNS) saat mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar (diksar) Resimen Mahasiswa (Menwa) Universitas Sebelas Maret (UNS), Minggu (24/10/2021) hingga saat ini masih menjadi teka-teki. Polresta Solo masih melakukan penyidikan terkait kasus tersebut.

Baca Juga: BEM UNS Sebut ada Korban Kekerasan Lain yang Ditutup-tutupi Menwa

1. Viral di twitter tak hanya gilang yang jadi korban, tahun 2013 peserta Diksar Menwa dikisahkan juga tewas

Viral! Akun ini Ungkap Identitas Korban Tewas Diksar Menwa UNS 2013Pinterest

Kasus Gilang ini tampaknya menjadi perhatian nasional dan media sosial. Bahkan baru-baru ini mantan peserta Diksar Menwa UNS mengungkap bahwa Gilang bukanlah korban pertama dari kegiatan satu ini.

Sebelumnya, pada 2013, seorang mahasiswa juga meninggal dunia saat mengikuti Diksar Menwa UNS. Tak hanya itu, hastag #justiceforgilang juga tranding di twitter.

2. Tragedi menwa UNS 2013 diungkap mantan anggota resimen mahasiswa

Baru-baru ini sebuah cuitan dari pemilik akun @putri_yurianti pada Sabtu (30/10/2021) memposting cerita tentang tragedi Menwa UNS 2013. Dalam cuitan tersebut mantan Menwa UNS tersebut menceritakan adanya korban meninggal di Menwa atas nama peserta bernama Rochim Haritsah.

"Saat itu, seorang peserta bernama Rochim Haritsah yang telah mengeluh muntah dan diare akut sejak beberapa hari sebelum longmarch tiba-tiba tak sadarkan diri," cuitnya di twitter.

Wanita yang bernama lengkap Novaria Putri Yurianti tersebut bahkan menceritakan secara detail awal mula diksar hingga meninggalnya Rochim. Ia bahkan mengaku selama diksar mendapat kekerasan fisik hingga kakinya terluka.

"Waktu itu gak ada kepikiran klo PGP (Pra Gladi Patria)-nya separah itu. Dalam bayanganku cuma sebatas dibentak-bentak dan pelatihan mental aja kaya push up, roll depan/belakang, dan lain-lain karena ini kan lingkungan kampus, bukan lingkungan akademi militer, ya aku pikir gak akan ada tindak kekerasan," ungkap Putri mengawali ceritanya.

"Sayang, faktanya gak seindah pemikiranku. Kenyataan di lapangan bagaikan di NERAKA. Total 3 minggu diklat PGP. Aku bakalan ceritain kekerasan apa aja yang aku alami," imbuhnya.

"Minggu kedua mulai kelihatan aslinya. Waktu pertama kali ditampar rasanya spechless kayak gak nyangka ternyata bakalan ada tindak kekerasan. Kekerasan yang aku alami di minggu kedua yaitu ditampar berkali-kali dan dipopor senjata. Hukuman ini punya sebutan masing-masing," cuitnya.

3. Rentetan kekerasan diksar terungkap

Sementara itu, Presiden BEM UNS, Zakky Musthofa, mengungkapkan jika terdapat sejumlah mahasiswa yang tewas lantaran mengikuti Diksar Menwa pada tahun 2013 lalu. Ia mengaku mendapatkan informasi tersebut dari media sosial yang akunnya bisa dipertanggung jawabkan.

"Akun yang bersangkutan sudah kami konfirmasi dan berani mempertanggung jawabkan pernyataannya (terkait tewasnya peserta Diksar Menwa 2013)," ungkapnya.

Selain kasus tahun 2021 dan 2013, Zakky juga mengungkapkan jika kasus kekerasan juga terjadi di tahun 2008 terdapat kasus serupa yang hampir merenggut nyawa, namun mahasiswa yang bersangkutan masih hidup.

"Selain itu, di tahun 2008 itu juga ada, tapi memang tidak berani diungkap. Anggota Menwa sendiri takut, karena mereka bisa dikeluarkan," pungkasnya.

Hingga kini Polresta Surakarta belum menetapkan tersangka kasus meninggalnya mahasiswa Diksar Menwa tersebut. Selain itu polisi sudah memeriksa 23 saksi terkait kasus tersebut.

Baca Juga: Terungkap! Mahasiswa UNS Mati Lemas Akibat Kekerasan 

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya