Deflasi, Sejumlah Kebutuhan Pokok Mengalami Penurunan Harga

Sandang mengalami kenaikan

Kudus, IDN Times - Kabupaten Kudus pada bulan September 2019 lalu mengalami deflasi. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kudus.

Dari data BPS, Kabupaten Kudus mengalami deflasi di bulan September mencapai 0,16 persen dengan indeks konsumen (HIK) sebesar 144,33.

Baca Juga: Banyak Sampah Plastik, Ratusan Warga Kudus Bersihkan Hulu Sungai Gelis

1. Kudus menjadi salah satu dari enam kota penyelenggara survei biaya hidup (SBH) yang mengalami deflasi

Deflasi, Sejumlah Kebutuhan Pokok Mengalami Penurunan HargaIDN Times/Oetoro AJi

Deflasi tidak hanya terjadi Kudus, Kepala Kantor BPS Kabupaten Kudus Rahmadi Agus Santoso mencatat ada enam kota penyelenggara survei biaya hidup (SBH) yang mengelami deflasi. Deflasi terbesar Kota Purwokerto sebesar 0,50 persen dengan IHK sebesar 134,11. Diikuti oleh Kota Cilacap sebesar 0,46persen dengan IHK sebesar 139,33.

Selanjutnya Kota Tegal juga mengalami deflasi sebesar 0,34 persen dengan IHK 133,77. Kota Surakarta 0,26 persen dengan IHK 131,83. Kota Semarang 0,18 dengan IHK 135,78 dan Kota Kudus mengalami deflasi sebesar 0,16 persen dengan IHK 144,33.

2. Harga bawang merah, cabai merah, telur ras ayam mengalami penurunan harga

Deflasi, Sejumlah Kebutuhan Pokok Mengalami Penurunan HargaANTARA FOTO/Ampelsa

Lebih lanjut, dia deflasi terjadi ditunjukkan melalui turunnya indeks kelompok bahan makanan sebesar 1,12 persen. Dimana sebelumnya di Kudus indeks itu pada Agustus menunjukkan 165,07, kemudian pada September turun menjadi 163,22.

“Penyebab utama deflasi adalah ditandai dengan turunnya  harga bawang merah, cabai merah, telur ayam ras. Kemudian daging ayam ras dan terong panjang,” jelasnya.

3. Kelompok sandang naik 0,39 persen

Deflasi, Sejumlah Kebutuhan Pokok Mengalami Penurunan HargaIDN Times/Oetoro AJi

Meskipun demikian, menurutnya, ada beberapa kelompok yang mengalami kenaikan harga. Hal ini seperti kelompok sandang. Kelompok sandang mengalami kenaikan sebesar 0,39 persen. Selain itu juga kelompok perumahan, air listrik, dan gas mencapai 0,38 persen. Serta kelompok makanan jadi 0,35 persen.

Sementara untuk kelompok transportasi dan pendidikan tidak mengalami kenaikan maupun penurun indeks harga. Kedua kelompok ini cenderung  stabil.

“Komoditas utama yang mengalami inflasi pada kelompok bahan makanan terjadi pada cabai rawit, kelapa, kangkung, bayam, semen,sabun detergen, dan tauge atau kecambah, ” jelasnya.

Sementara itu, secara nasional pada September ini mengalami deflasi sebesar 0,27 persen. Sedangkan untuk Jawa Tengah angka deflasi sebesar 0,24 persen.

Baca Juga: Menelusuri Sejarah Kiai Telingsing, Ulama Cina Penyebar Islam di Kudus

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya