Kisah Michelle 13 Hari Terjebak di Tengah Pusat Wabah Virus Corona

Kuat berkat saling support

Purbalingga, IDN Times - Pemerintah Indonesia telah memulangkan warga negaranya (WNI) yang sempat tertahan di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina selama kurang lebih dua minggu.

Kementerian Kesehatan RI menyatakan tak satupun dari 238 WNI yang terinfeksi virus corona. Semua pulang dalam kondisi sehat.

Namun di balik sukses itu, ada pengalaman mencekam, haru, sekaligus menggembirakan yang dialami para WNI di Wuhan.

Pengalaman itu membentuk kesadaran baru bahwa hidup itu sangat berharga. Setidaknya ini yang dirasakan Michelle Yemima, warga Purbalingga yang menimba ilmu di negeri tirai bambu.

Baca Juga: Kisah WNI Jateng di Wuhan Asal Wabah Virus Corona Sebelum Dievakuasi

1. Terjebak di Wuhan karena mengunjungi teman sesama diaspora

Kisah Michelle 13 Hari Terjebak di Tengah Pusat Wabah Virus CoronaRudal Afgani

Michelle sesungguhnya bukan mahasiswa perguruan tinggi di Wuhan. Michelle menempuh pendidikan tinggi di Jilin International Studies University di Provinsi Jilin. Michelle mengambil jurusan Manajemen Pariwisata.

Meskipun demikian, Michelle ikut terisolasi di Wuhan selama 13 hari. Kepada IDN Times, Michelle menceritakan pengalamannya kenapa bisa sampai terjebak di tengah daerah wabah virus corona yang telah merenggut ribuan jiwa di berbagai belahan dunia.

Pada tanggal 14 Januari, Michelle memanfaatkan libur tahun baru Imlek untuk menemui teman-temannya sesama diaspora di Wuhan. Namun sebelum itu, ia menyempatkan untuk keliling Cina menikmati pemandangan musim dingin.

Baru pada tanggal 20 Januari, Michelle tiba di Wuhan. Ketika itu, Michelle tak tahu virus corona akan mewabah dengan cepat di Wuhan.

Pada hari kedua, teman-temannya di Jilin dan juga gurunya berkabar bahwa virus corona telah menyebar di Wuhan. Dia diminta segera keluar dari Wuhan agar tidak terinfeksi.

"Saya langsung beli tiket," kata anak kedua dari tiga bersaudara ini.

Michelle membeli tiket untuk keberangkatan paling awal, yaitu tanggal 24 Januari. Namun karena perkembangan wabah yang terus memburuk, pemerintah Kota Wuhan melakukan lock down dan mengisolasi kota tanggal 23 pagi.

"Jadi dari Wuhan gak bisa keluar, dari luar gak bisa ke Wuhan, transportasi tidak ada lagi, penerbangan juga banyak yang dibatalkan," ujar dia.

2. Sempat down melihat banyak mahasiswa Indonesia di Wuhan menangis ketakutan

Kisah Michelle 13 Hari Terjebak di Tengah Pusat Wabah Virus CoronaIstimewa

Sejak isolasi diberlakukan, pemerintah mengimbau agar warga tak keluar rumah jika tidak ada hal yang mendesak. Michelle pun terkurung di asrama mahasiswa bersama teman-temannya.

"Pertama langsung down, takut kena virusnya kalau lama-lama di sana," kata dia.

Di tengah kecemasan itu, Michelle menyaksikan banyak mahasiswa menangis yang ketakutan. Mereka takut jika wabah masuk ke asrama dan menjangkiti penghuninya.

Namun di titik terendah ini, solidaritas sesama perantau justru tumbuh. Mereka saling menguatkan satu sama lain. Di samping itu, dukungan keluarga juga terus mengalir.

"Kami ada grup chatting, ada semacam koordinatornya jadi selalu update perkembangan," kata dia.

Untuk menjaga kesehatan penghuni asrama, pihak kampus melakukan pemeriksaan terhadap mahasiswa secara rutin. Namun Michelle tidak termasuk yang diperiksa karena bukan mahasiswa setempat.

Ia mengatakan mahasiswa di luar kampus setempat tidak diperkenankan tinggal di asrama. Namun karena kondisi darurat, maka ia bisa tetap tinggal di asrama. Ia juga menyatu bersama mahasiswa lain agar tetap tabah menghadapi situasi.

3. Sempat kehabisan pasokan logistik

Kisah Michelle 13 Hari Terjebak di Tengah Pusat Wabah Virus CoronaPetugas medis menyemprotkan virus disinfektan ke ratusan WNI yang baru tiba dari Wuhan. ANTARA FOTO/Kementerian Luar Negeri

Selama 13 hari di asrama, Michelle dan mahasiswa lain di asrama juga sempat kehabisan persediaan logistik. Ia mengaku sempat khawatir jika membeli makanan yang sudah matang. Ia takut makanan terkontaminasi virus.

"Sementara kalau beli mentah mau nggak mau harus keluar asrama," ujar dia.

Akhirnya diputuskan membeli bahan mentah untuk dimasak sendiri. Untuk mendapat bahan mentah, mereka harus mencari toko yang masih buka. Sebab, pada libur Imlek banyak toko yang tutup.

"Dibagi tugasnya, yang cowok keluar beli bahan, cewek uang masak," ujar dia.

4. akhirnya kabar baik dari Indonesia, WNI dijemput dari Wuhan

Kisah Michelle 13 Hari Terjebak di Tengah Pusat Wabah Virus CoronaPetugas medis mengarahkan Warga Negara Indonesia (WNI) dari Wuhan, China yang telah disemprot cairan disinfektan setibanya di Bandara Hang Nadim, Batam, Kepulauan Riau, Minggu (2/2). (ANTARA FOTO/Kementerian Luar Negeri RI)

Kabar melegakan datang setelah pemerintah Indonesia memutuskan menjemput WNI di Wuhan. KBRI menyediakan bus untuk menjemput WNI di kampus-kampus. Dari kampus mereka dibawa ke bandara.

"Di setiap bandara kami diperiksa suhu tubuhnya, kami juga diminta menulis berapa lama tinggal di Wuhan, pernah ada batuk, pilek atau enggak," kata dia.

Dari Cina, Michelle dan kawan-kawan tidak langsung ke rumah, namun dikarantina di Natuna selama 14 hari. Di Natuna Michelle menjalani masa observasi.

"Pagi kami senam bersama, dikasi vitamin, makan makanan bergizi. Tiap pagi dan sore kami juga diperiksa kesehatannya," ujar dia.

Setelah melewati 14 hari, pemerintah menyatakan semua WNI dari Wuhan sehat. Mereka juga mendapat semacam surat keterangan dari Kementerian Kesehatan RI yang menerangkan mereka sehat dan tidak terjangkit virus corona. Merekapun dipulangkan ke rumah masing-masing.

5. Lega bertemu orangtua

Kisah Michelle 13 Hari Terjebak di Tengah Pusat Wabah Virus CoronaSeorang pria menggunakan masker wajah melewati patung yang dipasangi masker dekat trotoar Qianmen, akibat mewabahnya virus corona di negara tersebut, di Beijing, Tiongkok, pada 18 Februari 2020. (ANTARA FOTO/REUTERS/Tingshu Wang)

Agus Slamet Budijanto dan Anna Laurie Ngantung, kedua orangtua Michelle menjemput di bandara Adi Sucipto Yogyakarta. Namun, Agus tidak diperkenankan membawa Michelle.

Petugas Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah dan Kabupaten Purbalingga meminta Michelle dan WNI lain dari Kebumen dan Wonosobo dibawa dengan mobil dinas hingga serah terima di rumah masing-masing. Mereka tidak diperkenankan semobil dengan keluarga sebelum diserahterimakan secara resmi.

"Jadi protokolnya sangat ketat. Akhirnya kami hanya mengikuti dari belakang," kata Agus.

6. Orangtua tak henti-hentinya memberikan dukungan untuk Michelle

Kisah Michelle 13 Hari Terjebak di Tengah Pusat Wabah Virus Corona(ANTARA FOTO/Kementerian Luar Negeri RI)

Sementara Anna mengaku sangat cemas begitu mendengar putrinya terjebak di Wuhan. Ia tak henti-hentinya memberikan semangat agar putrinya tabah menghadapi cobaan ini. Namun di tengah kekalutan, ia harus tampak tegar di hadapan putrinya.

"Saya harus kuat, sebab kalau saya terlihat cemas Michelle bisa semakin drop dan daya tahan tubuhnya bisa ikut turun dan sakit," kata dia.

Agus dan Anna mengaku sangat berayukur putrinya bisa kembali ke tengah keluarga dengan selamat. Mereka juga sangat berterima kasih kepada pemerintah dari pusat sampai daerah atas berbagai upaya memulangkan putrinya.

Kini Michelle menunggu panggilan dari kampus untuk meneruskan studinya. Michelle harus menjalani dua tahun sisa masa studinya. Agus dan Anna mengaku siap kika Michelle harua kembali ke Jilin untuk melanjutkan kuliahnya.

"Kami percaya saja. Kalau memang sudah aman pasti ya memang aman," ujar dia.

Baca Juga: Beda Gejala Virus Corona, Influenza dan Flu Biasa, Penting Diketahui

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya