KPPS di Purbalingga Bakal Sambangi Satu per Satu Pasien COVID-19

KPU Bekali Petugas TPS dengan Pakaian APD Lengkap

Purbalingga, IDNTimes – Puncak Pilkada Purbalingga 2020 tinggal menghitung hari. Pada tanggal 9 Desember, masyarakat Purbalingga akan menentukan siapa pemimpin mereka. Namun semakin dekat dengan hari pemilihan, jumlah kasus COVID-19 di Purbalingga justru semakin banyak.

Hal ini menjadi tantangan bagi penyelenggara Pilkada, terutama Kelompok Penyelenggara Pemungutan Sura (KPPS). Petugas KPPS berhadapan langsung dengan para pemilih, termasuk pemilih yang berstatus positif COVID-19.

Baca Juga: 25 Nakes di Purbalingga Kena COVID-19, Gedung Sekolah untuk Isolasi

1. Pasien COVID-19 bisa tetap nyoblos

KPPS di Purbalingga Bakal Sambangi Satu per Satu Pasien COVID-19Ketua KPU Purbalingga, Eko Setiawan (dua dari kiri) memaparkan teknis pemungutan suara di masa pandemi pada rakor pengamanan Pilkada Purbalingga di Pringgitan, Selasa (2/12/2020)./Foto: Humas Pemkab

Pada Rapat Koordinasi Pengamanan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Purbalingga Tahun 2020, Pjs Bupati Purbalingga Sarwa Pramana SH MSi menekankan agar para pasien COVID-19 tatap mendapatkan hak pilihnya pada 9 Desember mendatang. Ia meminta KPU berkoordinasi dengan KPPS untuk memfasilitasi pasien COVID-19 yang tengah mengisolasi diri di rumah.

“Ada hal penting yang harus kita kawal, pertama bagaimana masyarakat hadir di TPS. Yang kedua kesehatan juga menjadi prioritas untuk dilindungi,” ucapnya, Rabu (2/12/2020).

 

2. Petugas KPPS sambangi pasien COVID-19 dengan pakaian hazmat lengkap

KPPS di Purbalingga Bakal Sambangi Satu per Satu Pasien COVID-19Petugas medis mengambil sampel swab pejabat Kesekretariatan KPU Purbalingga pada tes usap massal pegawai dan pimpinan KPU Purbalingga pada 22 Oktober 2020./Foto: Dokumentasi KPU

Andri Supriyanto, Komisioner KPU Divisi Parmas SDM dan Kampanye, mengatakan, KPU membekali petugas KPPS dengan pakaian hazmat lengkap. Pakaian ini dipakai untuk keperluan darurat, termasuk memenuhi hak pilih pasien COVID-19 yang tengah menjalani masa isolasi, baik di rumah sakit, tempat isolasi darurat, maupun isolasi mandiri di rumah.

“Ada petugas dari TPS terdekat yang mobile didampingi tenaga kesehatan setempat,” kata Andri.

Mobilitas petugas KPPS mengunjungi satu per satu pasien COVID-19 dimulai dari pukul 12.00 WIB menjelang penutupan TPS. Dengan demikian, petugas tersebut tak perlu bertatap muka dengan pemilih lain usai menyambangi pasien COVID-19. Ini untuk meminimalisasi potensi penyebaran COVID-19.

Sementara data pemilih yang tengah menjalani isolasi akan disediakan Dinas Kesehatan Purbalingga. Dinas Kesehatan akan menyerahkan data pasien ke KPU pada H-3 atau H-2.

“Memang lebih baik mereka (red:pasien positif isolasi mandiri) saat pemungutan suara dikunjungi petugas TPS di akhir pemungutan daripada dia datang ke TPS. Akan ada risiko,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Purbalingga, drg Hanung Wikantono MPPM.

 

3. Dinas Kesehatan terjunkan semua tenaga kesehatan pada hari pencoblosan

KPPS di Purbalingga Bakal Sambangi Satu per Satu Pasien COVID-19Ilustrasi. Petugas KPPS meneteskan tinta ke jari pemilih menggunakan pipet pada simulasi pemilihan di halaman KPU Purbalingga tanggal 25 November 2020./Foto: Rudal Afgani Dirgantara

Ia menegaskan Kabupaten Purbalingga saat ini masuk dalam zona merah COVID-19. Penegakkan protokol kesehatan pada Pilkada tidak tidak bisa ditawar lagi.

“Hari-H kami piket semua, semua fasilitas kesehatan, mem-backup manakala ada keadaan darurat, sehingga ada petugas kesehatan yang standby,” tuturnya.

Dari data Dinas Kesehatan, saat ini pasien positif COVID-19 yang menjalani perawatan di fasilitas isolasi darurat di eks-SMPN 3 Purbalingga berjumlah 36 orang. Sementara 178 orang dirawat di fasilitas kesehatan dan 542 pasien menjalani Isolasi mandiri di rumah.

Untuk melindungi petugas ataupun pemilih, KPU menerapkan protokol kesehatan di TPS. Pemilih akan diarahkan agar mencuci tangan atau mensterilkan tangan dengan hand sanitizer sebelum pencoblosan.

Para pemilih juga akan mendapat sepasang sarung tangan plastik dan menjalani pengukuran suhu tubuh. Setelah mencoblos, pemilih melewati fase penandaan jari tanpa mencelupkan ke tinta, tetapi meneteskan tinta ke jari menggunakan pipet. Hal ini untuk meminimalisasi kontak antar-pemilih.

Pemerintah melalui Satuan Tugas Penanganan COVID-19, menggelar kampanye 3 M : Gunakan Masker, Menghindari Kerumunan atau jaga jarak fisik dan rajin Mencuci tangan dengan air sabun yang mengalir. Jika protokol kesehatan ini dilakukan dengan disiplin, diharapkan dapat memutus mata rantai penularan virus. Menjalankan gaya hidup 3 M, akan melindungi diri sendiri dan orang di sekitar kita. Ikuti informasi penting dan terkini soal COVID-19 di situs covid19.go.id dan IDN Times.

Baca Juga: Kasus Naik, Gedung Korpri Purbalingga Dipakai Ruang Isolasi COVID-19

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya