Pemilih Perempuan Lebih Banyak, Tapi Belum Mandiri Tentukan Pilihan

Di Jateng pemilih perempuan mencapai 51 persen


Purbalingga, IDN Times – Pemilih perempuan dinilai belum mandiri dalam menentukan pilihan politik pada momen pemilihan umum. Budaya patriarki menjadi satu di antara tantangan untuk mewujudkan kemandirian pilihan bagi perempuan.

Baca Juga: Tahapan Pilkada di Jateng 2020, KPU Mulai Rekrut KPPS dan PPK

1. Perempuan hadapi jambatan kultural

Pemilih Perempuan Lebih Banyak, Tapi Belum Mandiri Tentukan PilihanIstimewa

Dian Ariyanti, Ketua Divisi Sosialisasi Pendidikan Pemilih dan Partisipasi Masyarakat KPU Provinsi Jawa Tengah, mengatakan, ada beberapa faktor yang membuat perempuan kehilangan kemandirian dalam pilihan politiknya. Satu di antaranya keluarga.

“Mereka harus berhadapan dengan hambatan kultural, budaya patriarki, muncul istilah konco wingking,” kata Dian saat sosialisasi Pilkada di hadapan organisasi perempuan Purbalingga, Kamis (27/2).

2. Pimpinan organisasi perempuan berkomitmen sebarkan informasi tentang pilkada

Pemilih Perempuan Lebih Banyak, Tapi Belum Mandiri Tentukan PilihanIstimewa

Pada sosialisasi ini, KPU Purbalingga mengundang pimpinan sejumlah organisasi perempuan. Dian mengatakan, forum ini penting karena yang hadir pada sosialisasi ini adalah tokoh kunci di masing-masing komunitasnya.

“Mereka berkomitmen menyampaikan yang di sini ke wilayah masing-masing,” ujar dia.

3. Pengguna hak pilih perempuan lebih tinggi dibanding laki-laki

Pemilih Perempuan Lebih Banyak, Tapi Belum Mandiri Tentukan PilihanIlustrasi pilkada serentak (kpu.go.id)

Dian mengatakan, kemandirian pemilih perempuan penting untuk peningkatan kualitas pemilu. Sebab jumlah pemilih perempuan lebih besar dibanding jumlah pemilih laki-laki. Pengguna hak pilih perempuan juga lebih tinggi dibanding jumlah pengguna hak pilih laki-laki.

“Di Jawa Tengah jumlah pemilih perempuan 51 persen dan pemilih laki-laki 49 persen,” ujar dia.

Pada Pilkada Purbalingga 2015, jumlah pemilih perempuan mencapai 367.595 sementara pemilih laki-laki 371.880. Sementara pengguna hak pilih perempuan sebanyak 256.153 lebih tinggi dari pengguna hak pilih laki-laki yang hanya 187.655.

Sementara dari data pilpres 2019, jumlah pemilih perempuan 378.220 pemilih dan pemilih laki-laki 382.472 pemilih. Di antara masing-masing daftar pemilih itu, 314.075 pemilih perempuan menggunakan hak pilihnya. Jumlah ini lebih tinggi dari pengguna hak pilih laki-laki yang hanya 278.099 pemilih.

Komisioner KPU Kabupaten Purbalingga Divisi  Partisipasi Masyarakat (Parmas), Kampanye dan Sumber Daya Manusia (SDM), Andri Supriyanto mengatakan, sosialisasi tahapan Pilkada Purbalingga akan terus dilakukan ke berbagai segmen untuk  memenuhi target partisipasi masyarakat.

Segmen perempuan merupakan satu dari 11 segmen pemilih yang menjadi sasaran KPU. Ia berharap, setelah mendapatkan informasi tentang Pilkada Purbalingga, mereka bisa menyebarluaskan informasi ini di organisasinya masing-masing dan masyarakat umum.

“Hal ini akan sangat membantu meningkatkan kesadaran pentingnya berpartisipasi pada pilkada 2020 mendatang,” ujar dia.

Baca Juga: Pilkada Purbalingga, Gerindra dan PDIP Tak Berkoalisi, Siap Tempur!

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya