Waspada! La Nina Picu Bencana di Purbalingga, Hujan Angin dan Longsor

Purbalingga, IDNTimes – Dampak La Nina mulai terasa di beberapa daerah di Indonesia. Peningkatan intensitas curah hujan disertai angin kencang menjadi penanda. Di Purbalingga, hujan disertai angin kencang memicu kerusakan lima rumah warga Desa Tangkisan Kecamatan Mrebet, Rabu (21/10/2020).
Baca Juga: Ancaman La Nina, Kepala BNPB Imbau Warga Siaga untuk Kurangi Risiko
1. Hujan turun sejak sore hingga malam
Sebelum bencana datang, hujan mengguyur Purbalingga sejak Selasa sore (20/10/2020). Hujan yang terus turun hingga malam membuat tebing di wilayah RT 01 RW 02 longsor dan menimpa rumah Khomsiah Muhiati (45).
Material longsor menimpa tembok tiga kamar rumah Khomsiah hingga jebol. Kejadian ini tidak menimbulkan korban jiwa karena saat longsor, kamar dalam keadaan kosong.
“Kejadian itu terjadi sekitar jam 9 malam. Saat saya melihat pintu belakang terbuka dan saya hampiri ternyata longsoran tanah yang sudah masuk ke dalam rumah dan mengakibatkan pintu serta tembok jebol,” kata Khomsiah.
2. Kerugian ditaksir mencapai Rp40 juta
Rumah lain yang rusak karena tanah longsor yaitu rumah milik Budianto di RT 2 RW 6. Dapur rumah berukuran 4x7 meter amblas tergerus tanah longsor. Di RT 2 RW 4, bangunan gudang berukuran 3x4 meter milik warga bernama Misni roboh.
Editor’s picks
Selain rusak karena longsor, dua rumah lainnya rusak akibat tertimpa pohon. Yang pertama rumah milik Gunarti di RT 1 RW 5. Atap dan tembok rumahnya rusak tertimpa pohon pete. Satu rumah lainnya milik Tariah di RT 3 RW 5 mengalami rusak ringan pada bagian atap akibat tertimpa pohon pisang.
"Total kerugian kerusakan lima rumah akibat bencana alam yang terjadi di Desa Tangkisan ditaksir mencapai Rp 40 juta," kata Kapolsek Mrebet, Iptu Edi Surono, Rabu (21/10/2020).
3. Pemkab Purbalingga siapkan bantuan untuk korban bencana alam
Pjs Bupati Purbalingga Sarwa Pramana langsung mengunjungi lokasi bencana setelah menerima laporan bawahannya. Ia menjelaskan, meningkatnya curah hujan di Indonesia akhir-akhir ini berkaitan adanya La Lina dari Afrika Timur. Peningkatan curah hujan membuat tebing yang labil menjadi rentan longsor.
“Selain karena curah hujan yang tinggi, longsor ini kemungkinan juga disebabkan oleh kondisi tanah yang lembek,” ujar dia.
Ia mengatakan, pemerintah daerah akan membantu memulihkan korban bencana alam menggunakan dana APBD kabupaten dan bantuan sosial dari PMI, Baznas, atau dari CSR.
”Mudah-mudahan besok pagi sudah tahu butuhnya berapa, kita eksekusi. Untuk pengerjaannya harapan saya memperdayakan seluruh potensi yang ada di desa, gotong royong begitu,” ujarnya.
Sarwa meminta BPBD membuka posko bencana 24 jam agar bisa merespons setiap bencana dengan cepat. Khusus untuk masyarakat yang berdomisili di daerah rawan bencana, baik perbukitan maupun yang dekat dengan sungai, ia mengimbau untuk rutin melakukan ronda malam.
Baca Juga: Doa Saat Turun Hujan Deras dan Angin, Agar Terhindar Dari Musibah