Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

100 Hari Respati-Astrid, Jangan Bandingkan dengan Gibran

Refleksi 100 hari kerja Walikota Solo Respati Ardi - Wakil Walikota Solo Astrid Widayani di Taman Balekambang, Solo. (Dok/Humas Pemkot Solo)
Intinya sih...
  • Respati Ardi dan Astrid Widayani sampaikan capaian kerja 100 hari pertama masa kepemimpinan di Kota Solo
  • Respati menekankan kelanjutan, perbaikan, dan percepatan fondasi yang telah dibangun sebelumnya
  • Pemerintah fokus pada pembangunan sumber daya manusia, pendekatan lintas siklus hidup, perlindungan terhadap kelompok rentan, dan pemberdayaan UMKM

Surakarta, IDN Times - Wali kota Solo Respati Ardi bersama Wakil Wali Kota Astrid Widayani menggelar acara "Wedangan Bareng" dialog terbuka untuk menyampaikan capaian dan arah kerja di 100 hari pertama masa kepemimpinan mereka, Selasa, 3 (3/6/2025). Agenda ini menjadi simbol keterbukaan Pemkot Surakarta dalam menyampaikan kebijakan sekaligus menyerap aspirasi masyarakat.

1. Minta jangan bandingkan dengan Gibran.

Refleksi 100 hari kerja Walikota Solo Respati Ardi - Wakil Walikota Solo Astrid Widayani di Taman Balekambang, Solo. (Dok/Humas Pemkot Solo)

Dalam acara tersebut Respati mengatakan pemimpin yang berasal dari Kota Solo, dapat menjadi pemimpin di tingkat nasional adalah sebuah mitos belaka. Ia mencontohkan, Walikota Solo sebelumnya Joko Widodo berhasil menjadi Presiden Indonesia dan Gibran Rakabuming Raka menjadi Wakil Presiden Indonesia. Hingga Kota Solo sering mendapatkan sorotan atau spotlite dari nasional.

Respati juga meminta agar tidak membandingkan antara dirinya dengan Gibran Rakabuming Raka yang telah memimpin Kota Solo sebelumnya.

"Terbebani ya jangan dibandingkan saya dengan mas Gibran. Saya endak ada apa-apanya," ungkap Respati dalam refleksi 100 hari kinerja Walikota dan Wakil Walikota Solo, di Taman Balekambang Solo, Selasa, (3/06/2025).

2. Sampikan capaian kerja selama 100 hari memimpin.

Refleksi 100 hari kerja Walikota Solo Respati Ardi - Wakil Walikota Solo Astrid Widayani di Taman Balekambang, Solo. (Dok/Humas Pemkot Solo)

Respati menyampaikan bahwa ia dan Astrid tidak datang untuk mengubah semua dari awal, tetapi untuk melanjutkan, memperbaiki, dan mempercepat fondasi yang telah dibangun sebelumnya. la menyadari, keberhasilan masa lalu seperti pembangunan fisik, program digitalisasi, dan penguatan layanan harus disempurnakan dengan pendekatan yang lebih manusiawi dan berkelanjutan.

"Kami sadar, yang dibutuhkan sekarang bukan sekadar proyek, tapi sistem yang menyiapkan generasi. Kita bangun bukan hanya infrastruktur, tapi peopleware manusia Solo yang siap bersaing," ujar Respati.

Salah satu fokus utama Pemkot saat ini adalah pembangunan sumber daya manusia, khususnya generasi muda. Respati menyoroti fenomena di mana anak muda cenderung memilih pekerjaan mudah tanpa prospek jangka panjang. Karena itu, Pemkot menggulirkan program Rumah Siap Kerja, yang menjadi pusat pelatihan, pendampingan, dan penyaluran kerja untuk pemuda usia produktif. Tidak hanya itu, kelurahan-kelurahan kini diwajibkan mengidentifikasi dan memanggil warganya yang menganggur untuk difasilitasi bekerja.

"Cah nom saiki ora oleh mung dadi juru parkir. Kita harus bantu mereka punya skill, punya masa depan. Lulus SMA langsung kerja di luar negeri pun tak masalah, asal terlatih dan siap. Ini bukan sekadar program, ini tanggung jawab," ujar Respati.

3. Visi misi kedepan.

Refleksi 100 hari kerja Walikota Solo Respati Ardi - Wakil Walikota Solo Astrid Widayani di Taman Balekambang, Solo. (Dok/Humas Pemkot Solo)

Sementara itu, Astrid menggarisbawahi pentingnya pendekatan lintas siklus hidup dalam membangun manusia. Mulai dari bayi hingga lansia, seluruh kelompok usia mendapat perhatian lewat program-program seperti Posyandu Plus, yang tidak hanya memantau tumbuh kembang anak secara fisik, tetapi juga psikososial sebuah respon terhadap dampak era digital terhadap anak-anak.

Astrid juga menekankan bahwa perlindungan terhadap lansia, anak yatim, warga dengan HIV/AIDS, hingga kaum marjinal menjadi bagian dari visi Solo sebagai kota yang manusiawi dan peduli.

Di bidang ekonomi, Respati memperkenalkan keberadaan UMKM Center sebagai ruang inkubasi dan pemberdayaan pelaku usaha dari hulu ke hilir. la ingin agar masyarakat tidak hanya diajari berwirausaha, tetapi juga diberi panggung untuk tumbuh dan menjawab kebutuhan pasar. UMKM Solo didorong untuk mandiri, berkelanjutan, dan melek digital.

"Kami ingin anak-anak muda Solo semangat, ingin lansia terjaga, ingin UMKM mandiri, ingin rakyat punya pekerjaan. Solo bukan hanya kota yang tumbuh, tapi juga kota yang peduli. Kami di sini bukan untuk mengatur, tapi untuk berjalan bersama," ujarnya.

Acara "Wedangan Bareng" ini membuktikan bahwa pemerintahan Respati-Astrid tidak hanya berbicara strategi, tetapi juga mendengarkan. Dengan gaya kepemimpinan kolaboratif, ritme kerja yang adaptif, dan komunikasi yang terbuka, mereka membangun Solo dari sisi manusianya: generasi muda, keluarga, masyarakat bawah, dan kelompok rentan.

Di akhir acara, Respati dan Astrid menegaskan bahwa transformasi kota tidak bisa dikerjakan sendirian. Maka, mereka mengajak seluruh elemen kota untuk ikut serta dalam gerakan ini agar Solo tidak hanya menjadi kota budaya yang tenang, tetapi juga kota yang siap menghadapi masa depan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Bandot Arywono
Larasati Rey
Bandot Arywono
EditorBandot Arywono
Follow Us