13 Kapal Nelayan Tegal Ludes Terbakar, Ada yang Harganya Rp4 Miliar

Tegal, IDN Times - Aparat kepolisian menyelidiki pemicu kebakaran yang menghanguskan 13 kapal nelayan di Kota Tegal. Sejumlah petugas Labfor Polda Jawa Tengah dikerahkan ke lokasi kejadian guna memeriksa empat saksi mata.
"Ini dilakukan dalam rangka investigasi ilmiah untuk mengungkap penyebab kebakaran," ujar Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol M Iqbal Alqudusy dalam keterangan kepada IDN Times, Kamis (18/11/2021).
1. Saksi mata lihat api mulai membesar dari salah satu kapal

Menurut pengakuan seorang saksi bernama Toha, (50), kebakaran yang meluluhlantakan belasan kapal di Tegal berawal saat dirinya sedang memperbaiki salah satu kapal.
Saat itu, Toha mengatakan dirinya tiba-tiba dikagetkan saat melihat api dan asap yang membubung dari salah satu kapal. Kebakaran yang melanda 13 kapal itu terjadi pada Rabu dini hari kemarin.
Toha lantas melaporkan kejadian itu pada anggota jaga malam perusahaan. "Selanjutnya mereka melaporkan ke Polsek kawasan pelabuhan yang langsung berkoordinasi dengan pemadam kebakaran," kata Iqbal berdasarkan hasil investigasi sementara.
2. Polda Jateng ungkap satu kapal yang terbakar harganya Rp4 M

Tercatat 13 kapal yang terbakar merupakan milik dari warga atas nama Wanda 2 kapal, Rizal 2 kapal, Otong 2 kapal, Andi 2 Kapal, Rena 1 kapal, Daryono 1 kapal, Riswanto 1 Kapal, Atik 1 Kapal, Muklas 1 Kapal.
Selain itu, Iqbal mengaku masih menghitung nilai kerugian akibat kebakaran 13 kapal tersebut. "Harga masing-masing kapal berkisar Rp2-Rp4 miliar. Namun jumlah resmi taksiran kerugian belum ada," terangnya.
3. Warga dilarang mendekat ke lokasi terbakarnya kapal nelayan

Ia berharap masyarakat membantu kelancaran penyelidikan yang dilakukan Labfor di lokasi kejadian. Ia pun mengimbau kepada warga sekitar pelabuhan agar tidak mendekat ke lokasi kebakaran.
Hal ini dikarenakan lokasi tersebut sudah terpasang police line dan masih ada kepulan asap serta sisa api meskipun relatif kecil.
"Dikhawatirkan nanti sisa api yang ada bisa menimbulkan resiko ledakan. Jadi lokasi belum betul-betul aman dan saat ini polisi masih mengamankan lokasi untuk kepentingan olah TKP," pungkasnya.