Semarang, IDN Times - Dua mahasiswa yang berkuliah di kampus negeri Kota Semarang diketahui terlibat aksi penggelapan uang arisan. Kedua mahasiswa itu bernama Arkan Bintang Nugraha, dari jurusan Teknik Mesin Unnes dan Ghina Khairunisa, seorang mahasiswi jurusan Hukum Pidana Islam, UIN Walisongo.
Informasi yang diperoleh IDN Times, beredar kabar keduanya menggelapkan uang arisan senilai Rp1 miliar.
Kepala UPT Humas Unnes, Zaenal Abidin mengakui jika Arkan merupakan mahasiswanya. Kasus penggelapan uang arisan itu telah ia teruskan ke pihak pimpinan rektorat.
"Informasinya sudah kami teruskan ke pimpinan juga. Dari kami prinsipnya memegang azas praduga tak bersalah. Sampai nantinya muncul kekuatan hukum tetap dari pengadilan untuk melihat proses hukumnya bagaimana," kata Zaenal kepada IDN Times, Senin (6/3/2023).
Menurut Zaenal, kasus yang menjerat Arkan kini telah ditangani tim dewan etik mahasiswa Unnes. Arkan disebutnya masih berstatus mahasiswa aktif yang berkuliah semester delapan di jurusan Teknik Mesin.
Yang ia tahu, Arkan juga terakhir kali masih membayar uang administrasi perkuliahan di fakultasnya.
"Dia masih berstatus kuliah semester delapan. Yang bersangkutan juga dari angkatan tahun 2019. Dan dia masih aktif di Unnes karena masih bayar uang administrasi. Cuman dia mulai tidak berkuliah sejak kapan, itu yang saya kurang tahu," ujar Zaenal.
Pihak kampusnya juga tak bisa serta-merta menjatuhkan sanksi bagi Arkan atas keterlibatan dalam penggelapan uang arisan. Sebab, Zaenal berpendapat bahwa kasus yang menimpa Arkan termasuk persoalan pribadi yang tidak ada kaitannya dengan kampusnya.
"Sedangkan apakah dia akan dicoret, diberi sanksi atau tidak, ya belum ada keputusan. Kecuali dinaikan kasusnya ke kepolisian dan berkekuatan hukum tetap. Maka saat ini belum ada sanksi apapun soalnya belum jelas kasusnya. Kami masih terbatas Informasinya," terangnya.
Terpisah, pihak UIN Walisongo juga hanya bisa pasrah dengan kasus penggelapan uang arisan yang menjerat Ghina Khairunisa. Berdasarkan pengakuan Muh Arja Imroni, Dekan Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Walisongo, Ghina adalah mahasiswi yang masih berkuliah di jurusan Hukum Pidana Islam (HPI).
"Status kemahasiswaannya aktif, karena dia masih tercatat di Prodi Hukum Pidana Islam. Cuma beberapa minggu belakangan dia tidak kelihatan. Padahal jadwal di bulan ini, dia mustinya sedang menyusun skripsi," kata Arja saat dikonfirmasi IDN Times.
Sama seperti Unnes, pihaknya masih menunggu apakah kasus itu akan diusut kepolisian atau tidak. Karena, ia beralasan sanksi yang dijatuhkan harus sesuai delik perkara yang jelas. Dan tidak berdasarkan rumor yang berkembang di tengah publik.
"Pasti kita berikan sanksi jika duduk perkaranya jelas. Tentu menjatuhkan sanksi tidak berdasarkan rumor tapi dari fakta dan pelanggaran levelnya sejahtera mana. Untuk saat ini, kita sudah ada aturan resminya sesuai SK rektor yang memuat pedoman tata tertib kemahasiswaan," bebernya.