Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Perajin batik, Windarni (35) menyanting batik tulis di Sanggar Batik Semarang 16 di Semarang, Jawa Tengah, Kamis (22/12/2022) (IDN Times/Dhana Kencana)
Perajin batik, Windarni (35) menyanting batik tulis di Sanggar Batik Semarang 16 di Semarang, Jawa Tengah, Kamis (22/12/2022) (IDN Times/Dhana Kencana)

Intinya sih...

  • Saat nyanting butuh harmonisasi pewarnaan Menurut Olif, dalam membuat batik tidak hanya sekedar membuat desain tapi harus ada filosofi dalam tiap motif yang dibuat. Karena pada dasarnya batik itu merupakan seni perwujudan penghayatan.

  • Puluhan napi tertarik tekuni membatik Kepala Lapas Kedungpane Semarang, Fonika Affandi mengatakan untuk menjadi seorang entrepreneur ataupun yang bergerak di bidang kewirausahaan, semua berawal dari potensi diri, minat dan bakat.

  • Dengan belajar batik, setiap napi bisa perbaiki diri Fonika juga mengatakan, kegiatan tersebut juga merupakan langkah strategi dalam mendukung program pemerintah melalui asta cita pemberdayaan, penguatan SD

Semarang, IDN Times - Tak kurang 20 narapidana Lapas Kelas IA Kedungpane Semarang belajar membatik bersama sanggar Kinanti Wastra Batik. Mereka yang dibekali pelatihan di dalam lapas ditekankan supaya mengerjakan batik penuh penjiwaan karena batik merupakan karya seni adiluhung bernilai ekonomis tinggi. 

Pimpinan Kinanti Wastra Batik, Siti Kholifah mengaku materi pelatihan yang diajarkan kepada narapidana dimulai dari filosofi batik, proses nyanting di kain mori sampai mengenalkan peralatannya.

"Mulai prosesnya seperti apa, bahan dan alatnya apa. Kemudian lanjut membuat desain motif batik, kita akan perkenalkan ada beberapa desain motif batik," kata Siti dalam keterangan yang diterima IDN Times, Jumat (18/7/2025).

1. Saat nyanting butuh harmonisasi pewarnaan

Seorang pelaku usaha memaparkan teknik pembatikan kepada narapidana Lapas Kedungpane Semarang. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Menurut Olif, dalam membuat batik tidak hanya sekedar membuat desain tapi harus ada filosofi dalam tiap motif yang dibuat. Karena pada dasarnya batik itu merupakan seni perwujudan penghayatan.

Sehingga setelah desain tadi, akan diajarkan bagaimana memindahkan desain ke kain menggunakan canting. 

"Selesai nyanting, kita akan mengajarkan proses perwanaan, bagaimana mempelajari harmoni warna, agar batik itu menjadi menarik. Terakhir pelepasan lilin malam sehingga siap dijual," urainya. 

2. Puluhan napi tertarik tekuni membatik

Para narapidana Lapas Kedungpane Semarang dibekali pelatihan batik. (IDN Times/Dok Humas Lapas Kedungpane)

Kepala Lapas Kedungpane Semarang, Fonika Affandi mengatakan untuk menjadi seorang entrepreneur ataupun yang bergerak di bidang kewirausahaan, semua berawal dari potensi diri, minat dan bakat. "Menggali potensi diri itu yang utama kita harus kenali diri kita seperti apa," bebernya. 

Lebih lanjut Fonika bilang, berhasil atau tidaknya pembinaan perlu tiga pilar. Yaitu sebagai pelaku, petugas pemasyarakatan dan masyarakat, baik pemerintah maupun swasta. Pilar tersebut harus senantiasa berkolaborasi, bekerja beriringan dan berdampingan.

“Kesempatan yang diberikan saudara-saudara tidak semua dimiliki teman-teman yang lain, 20 orang ini adalah orang terpilih yang melalui seleksi kepribadian, minat dan bakat," sambungnya. 

3. Dengan belajar batik, setiap napi bisa perbaiki diri

Kalapas Kedungpane Semarang Fonika Affandi. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Fonika juga mengatakan, kegiatan tersebut juga merupakan langkah strategi dalam mendukung program pemerintah melalui asta cita pemberdayaan, penguatan SDM dan peningkatkan kesejahteraan setiap individu.

“Ketika sudah mengikuti pelatihan, sudah ahli dalam membatik, nilai jualnya akan semakin tinggi. Inilah yang kami harapkan, agar saudara juga berproses memperbaiki diri, agar setelah selesai kembali menjadi manusia yang bertanggung jawab terhadap diri sendiri, keluarga dan masyarakat," kata Fonika. 

Editorial Team