Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Seorang warga berusaha melintasi kawasan depan RSI Sultan Agung kawasan Kaligawe Semarang. (IDN Times/Fariz Fardianto)
Seorang warga berusaha melintasi kawasan depan RSI Sultan Agung kawasan Kaligawe Semarang. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Intinya sih...

  • Masyarakat Semarang perlu waspada terhadap penyakit pasca banjir

  • Kondisi lembab dan sanitasi terganggu memicu munculnya penyakit

  • Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Abdul Hakam, mengingatkan masyarakat untuk mengantisipasi dan mengetahui penanganan penyakit tersebut

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Semarang, IDN Times - Masyarakat Kota Semarang yang terdampak banjir perlu mewaspadai sejumlah penyakit yang umumnya muncul pasca kebanjiran. 

Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Abdul Hakam mengatakan, kemunculan penyakit itu akibat kondisi lingkungan yang lembab dan sanitasi yang terganggu. Sehingga, masyarakat perlu mengantisipasi dan tahu penanganannya. 

1. Antisipasi diare dan leptospirosis

ilustrasi seseorang mengalami diare (freepik.com/jcomp)

‘’Adapun, beberapa penyakit yang perlu diantisipasi bersama antara lain, diare dan infeksi saluran pencernaan. Biasanya disebabkan oleh air dan makanan yang terkontaminasi. Maka itu, masyarakat diimbau untuk memastikan air minum benar-benar bersih,’’ katanya saat dikonfirmasi, Rabu (29/10/2025).

Masyarakat bisa mengkonsumsi air dengan cara merebus hingga mendidih atau menggunakan air kemasan. Lalu, cuci tangan pakai sabun sebelum makan dan juga setelah dari toilet.

Kedua, penyakit yang perlu diwaspadai adalah leptospirosis. Menurut Hakam, penyakit infeksi bakteri dari urine hewan seperti tikus ini merupakan salah satu penyakit khas pasca banjir. Penularannya terjadi melalui air banjir yang tercemar air kencing atau urine tikus dan masuk lewat luka terbuka di kulit.

2. Ingatkan warga tidak berendam di air banjir

Banjir merendam Kampung Tanggungrejo Gayamsari Kecamatan Semarang Timur. (IDN Times/Fariz Fardianto)

‘’Dinas Kesehatan melalui petugas puskesmas yang turun ke wilayah banjir selalu mengingatkan warga agar tidak berendam lama di air banjir, serta segera mencuci tubuh dengan sabun setelah kontak dengan air banjir. Jika mengalami demam, nyeri otot, atau mata merah setelah banjir, segera periksa ke puskesmas terdekat,’’ terangnya.

Ketiga, penyakit kulit seperti iritasi, gatal, dan infeksi kulit sering muncul akibat kontak dengan air kotor.

‘’Kami mengimbau masyarakat agar menjaga kebersihan tubuh, ganti pakaian kering sesegera mungkin, dan hindari menggunakan pakaian basah dalam waktu lama,’’ ujar Hakam.

3. Gerakkan puskesmas lakukan pemantauan wilayah

Pengendara sepeda motor melintasi banjir yang merendam di area permukiman warga di kawasan Jalan Dong Biru, Genuk, Semarang, Jawa Tengah. (Antara/Makna Zaezar)

Keempat, penyakit yang perlu diwaspadai pasca banjir adalah Demam Berdarah Dengue (DBD). Setelah banjir surut, genangan air bisa menjadi tempat berkembangbiaknya nyamuk Aedes aegypti.

‘’Kami mengajak masyarakat untuk menerapkan 3M Plus, yakni Menguras, Menutup, dan Mendaur ulang wadah air bekas, serta menggunakan lotion anti-nyamuk dan kelambu,’’ terangnya.

Hakam menambahkan, pihaknya juga telah menggerakkan seluruh puskesmas untuk melakukan pemantauan wilayah, menyediakan layanan pengobatan gratis di lokasi terdampak, serta memastikan ketersediaan logistik kesehatan seperti obat-obatan yang dibutuhkan.

Editorial Team