Bayi-bayi lahir direncanakan menyambut tanggal cantik 02-02-20 di RSIA Cahaya Bunda. (IDN Times/Wildan Ibnu)
Penularan COVID-19 yang masih juga terjadi di Kabupaten Purbalingga. Dua klaster baru penyebaran virus corona muncul sekaligus dalam waktu yang bersamaan, yakni klaster pondok pesantren dan klaster tilik (jenguk) bayi.
Untuk klaster ponpes, ada 25 santri di ponpes di Kecamatan Bukateja Kabupaten Purbalingga terinfeksi virus corona. Kejadian berawal dari santri ponpes yang juga merupakan siswa salah satu SMA melakukan skrining dengan tes antigen untuk persiapan pembelajaran tatap muka (PTM). Ternyata hasil pemeriksaan sebanyak tiga orang santri ponpes dari Desa Majasari positif COVID-19.
''Kami kemudian melakukan tracing dan testing ke 99 orang kontak erat dan hasilnya ada 25 santri yang positif COVID-19. Mereka yang terkonfirmasi positif itu masuk dalam kategori tanpa gejala dan melakukan isolasi mandiri,'' ungkap Kepala Dinas Kesehatan Purbalingga, dokter Hanung Wikantono melansir Serayunews.com, Senin (3/5/2021).
Selain klaster ponpes, di Desa Tanalum, Kecamatan Rembang, Kabupaten Purbalingga juga muncul klaster tilik bayi. Sebanyak 18 orang terkonfirmasi positif COVID-19 setelah menjalani tes rapid antigen.
Klaster ini berawal saat salah seorang warga pulang dari pengajian di Pekalongan. Warga tersebut memiliki bayi, sehingga ditengok oleh warga sekitar. Kemudian, diketahui warga tersebut positif virus corona.
Hanung menjelaskan, klaster ini berpotensi meluas, sebab orang-orang yang terkonfirmasi tersebut sempat bersosialisasi bebas seperti shalat tarawih berjamaah. "Tes kami lakukan pada 25 orang, 7 negatif, 18 orang positif termasuk ibu dari bayi yang baru lahir. Mereka menjalani karantina mandiri, satu orang dirujuk ke RSUD Goeteng Taroenadibrata," katanya.