Pernah gak merasa pusing dan tidak enak badan, lalu memutuskan mencari tahu gejala penyakit yang kamu alami di Google? Ada banyak jawaban di pencarian Google. Tapi kamu percaya sama satu. Kanker! Setelah googling, kamu merasa yakin sedang menderita penyakit kanker. Padahal, kamu belum pernah memeriksakan penyakitmu ke dokter sama sekali.
Kalau kamu pernah melakukannya, itu berarti kamu sudah melakukan self-diagnose. Self-diagnose adalah istilah yang digunakan saat seseorang mendiagnosis penyakit yang sedang dialami berdasarkan pencarian informasi secara mandiri. Rupanya, self-diagnose juga banyak terjadi untuk berbagai kasus pada persoalan kesehatan mental yang kerap terjadi terutama pada masa pandemik COVID-19.
"Sebenarnya tidak apa-apa, kok mencari tahu gejala gangguan mental di Google. Tapi, jangan lupa cross-check. Caranya ya dengan ke psikolog atau psikiater profesional untuk tahu lebih lanjut masalah kesehatan mental yang sedang dialami. Dari situ bisa ditentukan langkah yang bisa diambil selanjutnya," kata psikolog yang juga tim konselor dari aplikasi konseling daring Riliv, Prita Yulia Maharani.
Kalau gak hati-hati, self-diagnose soal kesehatan mental bisa berbahaya jika tidak kamu sadari. Gak percaya? Simak 5 dampak negatif sering cek gejala gangguan mental di internet, berikut ini.