5 Sekolah di Semarang Perkuat Pendidikan untuk Hadapi Perubahan Iklim, Ini Capaiannya
- Lima sekolah di Semarang mengimplementasikan program OASIS Schoolyards
- Program mendorong integrasi pendidikan perubahan iklim dan ruang terbuka hijau
- Area multifungsi dapat digunakan untuk bermain dan belajar
Semarang, IDN Times - Sebanyak lima sekolah di Kota Semarang berhasil mengimplementasikan program OASIS Schoolyards. Program ini mendorong sekolah mengintegrasikan pendidikan perubahan iklim dan perancangan ruang terbuka hijau menjadi area multifungsi yang dapat digunakan untuk bermain dan belajar.
1. Sekolah dapat pendampingan dari program OASIS Schoolyards
Program hasil kolaborasi PT Global Dairi Alami (MilkLife), Resilient Cities Network (R-Cities), dan Pemerintah Kota Semarang ini diluncurkan sejak September 2024. Inisiatif ini memperkuat ketangguhan sekolah menghadapi risiko banjir rob dan gelombang panas, sekaligus menumbuhkan budaya peduli lingkungan sejak dini.
Adapun, sekolah yang mendapat pendampingan dari program OASIS Schoolyards antara lain MI Darul Ulum, MI Mirfa’ul Ulum, SDN Gebangsari 01, SDN Kaligawe, dan SD Marsudirini Gedangan. Selama sembilan bulan, sekolah memperoleh pendampingan di antaranya serangkaian pelatihan guru, pengembangan kurikulum dan perancangan halaman sekolah yang hijau berbasis solusi alam bersama siswa dan orang tua.
Capaian dan praktik baik dari OASIS Schoolyards Semarang di lima sekolah tersebut diperlihatkan dalam acara penutupan dan showcase di Balai Kota Semarang pada Kamis (12/6/2025). Sebanyak 96 pendidik SD/MI, perangkat daerah, dan pegiat filantropi turut hadir menyaksikan capaian tersebut.
2. Peningkatan kapasitas guru dan transformasi halaman sekolah
Adapun, beberapa capaian utama dari program OASIS Schoolyards Semarang meliputi peningkatan kapasitas guru, sebagaimana 82 persen guru melaporkan peningkatan signifikan dalam metode pengajaran perubahan iklim, dan 59 persen merasa jauh lebih percaya diri dalam mengedukasi komunitas.
Kemudian, integrasi pendidikan ketangguhan terhadap perubahan iklim di sekolah dalam wujud 29 modul ajar yang dikembangkan dan diterapkan, didukung SOP pengelolaan sampah, air, energi, tanaman, dan sanitasi.
Selanjutnya, transformasi halaman sekolah, yakni terdapat lima ruang terbuka yang multifungsi dengan menerapkan prinsip desain berbasis solusi alam dikembangkan bersama siswa dan orang tua. Tujuannya, meningkatkan interaksi sosial dan membangun budaya peduli lingkungan dan praktik ketangguhan iklim.
Seperti di SD Marsudirini Gedangan Semarang yang memanfaatkan daun-daun yang berguguran dari pohon untuk membuat pupuk kompos.
3. Pendidikan perubahan iklim yang sejalan dengan kebijakan nasional
Kepala SD Marsudirini Gedangan, Okto Priyo Nugroho mengatakan, kepedulian terhadap lingkungan sudah dimulai dari visi misi sekolah. Kemudian, ada Project P5 yang diterapkan di sekolah.
‘’Namun, dalam program OASIS Schoolyards ini kami memanfaatkan daun-daun dari pohon-pohon yang melimpah di sekolah untuk membuat pupuk kompos. Dalam program pengelolaan sampah ini kami melibatkan orang tua dan siswa,’’ katanya.
Koordinator Nasional Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan, Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO, Ananto Kusuma Seta mengungkapkan, program OASIS Schoolyards Semarang membuktikan cara kerja prinsip pendidikan perubahan iklim yang sejalan dengan kebijakan nasional dan kerangka internasional, telah berhasil diterjemahkan ke dalam konteks sekolah di Indonesia.
“UNESCO menyoroti bahwa krisis terbesar dunia adalah perubahan iklim, bukan perang. Sehingga pendidikan perubahan iklim adalah prioritas utama. Saat ini 73 persen sekolah di Indonesia berada di area rawan banjir. Maka melalui program OASIS Schoolyards ini, sekolah menjadi ‘rumah kedua’ untuk anak, juga menjadi laboratorium hidup untuk kehidupan yang berkelanjutan,’’ katanya.
4. Tantangan perubahan iklim masih sangat luas

Dalam kesempatan tersebut, Plh. Wali Kota Semarang yang diwakili oleh Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Semarang, Budi Prakosa, menghargai inisiatif OASIS Schoolyards Semarang sebagai bentuk nyata kolaborasi lintas sektor untuk menjawab tantangan bersama.
“Apresiasi kepada MilkLife dan Resilient Cities Network yang mendukung Kota Semarang melalui program OASIS ini. Harapannya, ke depan sekolah dan madrasah yang ada di Kota Semarang benar-benar bisa menjadi oase bagi padatnya kota. Sekolah menjadi ruang terbuka hijau publik yang mendinginkan kawasan di sekitarnya. Sekolah juga menjadi pelopor pendidikan lingkungan hidup dan perubahan iklim,” katanya.
Sementara, Group Brand Head MilkLife, Vanessa Ingrid Pamela menyampaikan, program OASIS Schoolyards membuktikan bahwa tindakan kecil dapat berdampak besar ketika menjadi budaya bersama. Namun, tantangan perubahan iklim masih sangat luas dan kompleks, membutuhkan keterlibatan lebih banyak pihak dan solusi kreatif baru.
‘’Kami berharap praktik dari program ini bisa menjadi salah satu katalis yang menginspirasi lebih banyak pihak, termasuk sektor swasta, untuk turut berkontribusi,” tandasnya.