Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi magang kerja (pexels.com/Yan Krukov)
ilustrasi magang kerja (pexels.com/Yan Krukov)

Semarang, IDN Times - Asosiasi Penyelenggara Pemagangan Luar Negeri (AP2LN) Jawa Tengah–DIY tertarik memperkuat kerjasama pemagangan kerja ke Jepang mengingat adanya potensi kerjasama dengan Prefektur Yamaguchi. 

Pihak asosiasi juga sudah mengadakan Business Matching Fair di Balai Besar Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BBPVP) Semarang untuk membuka kesempatan bagi perusahaan yang tertarik merekrut warga Jateng untuk ikut magang kerja ke Jepang. 

1. Perlu ada kerjasama lanjutan dengan penerima kerja di Jepang

Ketua DPW Wilayah III AP2LN Jateng–DIY, Aris Sutikno. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Ketua DPW Wilayah III AP2LN Jateng–DIY, Aris Sutikno menuturkan dengan bussiness matching, maka bisa direalisasikan kerjasama secara riil. 

Ia juga mengatakan nantinya perlu ada kerja sama berkelanjutan antara lembaga pengirim tenaga kerja dari Indonesia dan lembaga penerima dari Jepang. “Kami berharap ada realisasi konkret yang saling memberi manfaat di kedua belah pihak,” tutur Aris, Senin (10/11/2025). 

2. Sudah dibekali pelatihan bahasa dan keterampilan sesuai standar Jepang

Ketua Umum AP2LN F Budiyanto bersama Ketua DPW Wilayah III AP2LN Jateng–DIY, Aris Sutikno membeberkan strategi penempatan pemagangan kerja ke Jepang. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Ketua Umum AP2LN, Firman Budiyanto berharap dapat membuka peluang lebih besar bagi tenaga kerja Indonesia yang ingin bekerja di Jepang. 

Menurutnya, tenaga kerja yang dikirim telah dibekali pelatihan bahasa, mental, dan keterampilan sesuai standar perusahaan Jepang. 

Tenaga kerja yang akan dikirim sudah melalui pelatihan dan siap bekerja dengan standar yang dibutuhkan perusahaan Jepang. 

3. Kemenaker apresiasi bussiness matching di Semarang

Kantor Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) di Jakarta. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Di tempat yang sama, menurut perwakilan Disnakertrans Jawa Tengah, Masduqi, tercatat Jawa Tengah memiliki sekitar 21 juta angkatan kerja, dan sekitar 1 juta di antaranya masih menunggu kesempatan kerja.

Ia berharap kerja sama dengan Jepang dapat memperkuat transfer teknologi dan meningkatkan kompetensi tenaga kerja daerah.

"Kami sangat mendukung kegiatan ini agar membuka lebih banyak lapangan kerja bagi tenaga kerja asal Jawa Tengah,” ungkapnya.

Staf Khusus Kemenaker, Muhammad Arfian, mengapresiasi terselenggaranya Business Matching Fair karena menjadi langkah strategis dalam memperluas kesempatan kerja dan pelatihan ke Jepang. 

"Ini adalah event penting dan langka, bahkan mungkin baru pertama kali diadakan di Indonesia. Kami berharap kegiatan seperti ini terus berlanjut,” ujarnya.

Editorial Team