Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG_5182.HEIC
Sesi diskusi tematik dalam rangkaian kegiatan ENERGY EXPLORE 2025: Youth Leaders on the Path to Renewable Transition di Semarang. (Dok. GenB dan IESR)

Intinya sih...

  • Krisis iklim mendorong transisi energi bersih yang mendesak di Indonesia.

  • Generasi Energi Bersih (GenB) Indonesia menggelar kegiatan ENERGY EXPLORE 2025 untuk melibatkan anak muda dalam praktik transisi energi di lapangan.

  • Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025--2029 di Jawa Tengah fokus pada integrasi transisi energi, dengan target bauran EBT 21,32 persen pada 2025 dan 28,82 persen pada 2050.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Semarang, IDN Times - Krisis iklim yang makin nyata membuat transisi energi menuju sumber energi yang bersih, berkelanjutan, dan rendah emisi menjadi agenda yang mendesak. Indonesia sendiri memiliki potensi energi baru terbarukan (EBT) lebih dari 3.686 gigawatt (Kementerian ESDM, 2023). Sayang, pemanfaatannya masih tertinggal. Per Maret 2024, bauran EBT nasional baru 13,1 persen, jauh dari target 23 persen di tahun 2025 seperti yang tercantum dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN).

1. Lebih dari sekadar tur edukasi

Sesi tanya jawab saat diskusi tematik dalam rangkaian kegiatan ENERGY EXPLORE 2025: Youth Leaders on the Path to Renewable Transition di Semarang. (Dok. GenB dan IESR)

Untuk mempercepat peralihan itu, Generasi Energi Bersih (GenB) Indonesia menggelar kegiatan ENERGY EXPLORE 2025: Youth Leaders on the Path to Renewable Transition di Semarang, Kamis (7/8/2025). Program tersebut mengajak anak muda terjun langsung melihat praktik transisi energi di lapangan melalui kunjungan ke PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk dan PT Alga Bioteknologi Indonesia (Albitec). Dua perusahaan tersebut telah menerapkan EBT dalam lini bisnis mereka dan telah mendapatkan kebermanfaatannya.

Di akhir kegiatan, mereka juga mengikuti diskusi tematik bersama perwakilan dari Bappeda Jawa Tengah, Dinas ESDM Jawa Tengah, dan Dewan Energi Mahasiswa Semarang.

“Pemuda punya energi, ide, dan keberanian untuk mendorong perubahan. Melalui diskusi ini, kami ingin memastikan suara generasi muda tidak hanya didengar, tapi juga diintegrasikan dalam kebijakan dan aksi transisi energi di daerah,” kata Ketua Nasional GenB Indonesia, Ilham Maulana.

Kegiatan Energy Explore 2025 bukan hanya tur edukatif. Program tersebut merupakan forum dialog antara pemuda, pemerintah, dan pelaku industri. Harapannya, bisa melahirkan jejaring kolaborasi untuk mempercepat adopsi energi bersih dan mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada 2060.

Melalui pengalaman lapangan, peserta diharapkan memahami tantangan teknis, kebijakan, dan sosial dalam transisi energi, sekaligus mendapatkan inspirasi dari praktik terbaik di industri.

“Pemuda bukan sekadar penonton atau penerima manfaat. Mereka adalah bagian dari solusi,” tegas Ilham.

2. Strategi transisi energi di Jateng

Sesi diskusi tematik dalam rangkaian kegiatan ENERGY EXPLORE 2025: Youth Leaders on the Path to Renewable Transition di Semarang. (Dok. GenB dan IESR)

Fungsional Perencana Bappeda Jawa Tengah, Irfin Tangguh Marfian menjelaskan integrasi transisi energi menjadi fokus dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025--2029. Visi besar yang diusung adalah Jawa Tengah maju dan berkelanjutan.

Ia menjelaskan, ada tiga misi utama, yakni tata kelola pemerintahan berintegritas dan dinamis, perekonomian berdaya saing serta inklusif, dan sumber daya manusia yang berkarakter. Salah satu targetnya adalah meningkatkan kontribusi EBT dalam bauran energi primer sekaligus mendorong efisiensi penggunaan listrik per kapita.

“Kami mendorong pengembangan EBT sesuai potensi daerah. Contohnya, pompa air tenaga surya di Desa Adiraja, Cilacap, yang jadi solusi ramah lingkungan untuk distribusi air sejauh 500 meter. Ada juga pemanfaatan biogas yang mendukung energi sekaligus ekonomi lokal,” kata Irfin.

Ia menegaskan, anak muda adalah aktor penggerak sosial yang bisa membantu daerah mencapai target transisi energi.

3. Transisi energi harus berkedilan

Sesi diskusi tematik dalam rangkaian kegiatan ENERGY EXPLORE 2025: Youth Leaders on the Path to Renewable Transition di Semarang. (Dok. GenB dan IESR)

Sementara itu, Analis Rencana Umum EBT Dinas ESDM Jawa Tengah, Angela Prita Ratiwi memaparkan, payung hukum transisi energi daerah mengacu pada Peraturan Daerah (Perda) Nomor 12 tahun 2018 tentang RUED-P. Adapun, target bauran EBT di Jateng adalah 21,32 persen pada 2025 dan 28,82 persen untuk tahun 2050.

Ela, sapaan akrabnya mengungkapkan, sejumlah program telah dijalankan Dinas ESDM Jateng untuk mendukung target bauran tersebut. Mulai dari PLTS atap untuk UMKM, sekolah, dan pondok pesantren; biogas dari limbah ternak atau tahu; gas rawa; hingga SPKLU untuk kendaraan listrik.

Publikasi praktik EBT juga dilakukan lewat program Jelajah Energi, sementara sejak 2012 ada program Desa Mandiri Energi (DME) dan Hutan Energi Agroforestri (HEA) untuk melibatkan masyarakat.

Meski demikian, Ela mengakui ada tantangan besar di sektor energi di Jawa Tengah. Antara lain pemerataan akses listrik, pemberdayaan desa dan UMKM, perlindungan pekerja sektor fosil, keterbatasan infrastruktur, rendahnya kesadaran publik, serta ketimpangan antarwilayah.

“Transisi energi harus berkeadilan. Artinya, semua pihak mendapatkan manfaat secara merata, partisipasi harus inklusif, dan kelompok yang terdampak perlu dilindungi,” jelasnya.

Editorial Team