Ilustrasi anak kecil mendengarkan musik(pexels.com/jonas mohamadi)
Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), Imam Gunarto mengatakan, Kota Solo dipilih menjadi tempat penyelenggaraan konferensi dilatarbelakangi karena Solo merupakan salah satu kota budaya di Indonesia yang memiliki kekuatan tradisi perdagangan dan industri tua yang layak dikenalkan kepada peserta konferensi yang tidak hanya berasal dari Indonesia, tetapi juga negara-negara ASEAN dan Pasifik.
"Solo menjadi kota pionir untuk pengelolaan, ada Lokananta dan banyak seniman yang menghasilkan arsip audiovisual," katanya.
Pada penyelenggaraan konferensi ke-28 ini, ANRI juga berkolaborasi bersama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, dan Pemerintah Kota Solo.
Sebagai informasi, SEAPAVAA merupakan asosiasi komunitas arsip audiovisual terbesar di kawasan Asia Tenggara dan Pasifik yang didirikan dan diresmikan di Manila, Filipina pada Februari 1996.
SEAPAVAA dibentuk atas gagasan konfederasi arsiparis yang memiliki perhatian terhadap arsip audiovisual untuk mengembangkan pengarsipan film/video, termasuk mengatasi masalah-masalah yang berkaitan dengan pengumpulan, pelestarian, dan penyediaan akses terhadap warisan audio-visual negara anggota.