Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Banjir, banjir semarang, rumah pompa, pompa air
Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng meninjau rumah pompa Sringin. (Dok. Pemkot Semarang)

Intinya sih...

  • Pemkot Semarang menambah pompa berkapasitas 1.000 liter per detik untuk mengatasi banjir di wilayah Genuk dan Semarang Utara.

  • Wali Kota Agustina Wilujeng memastikan pemkot tidak hanya bergantung pada pompa pinjaman, fokus utama adalah memulihkan aktivitas ekonomi warga terdampak banjir.

  • Estimasi potensi kerugian akibat banjir mencapai ratusan miliar rupiah dalam hampir sepuluh hari, disebabkan oleh terganggunya distribusi barang, penutupan sekolah, dan kerusakan infrastruktur.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Semarang, IDN Times - Pemerintah Kota Semarang mengupayakan berbagai langkah komprehensif untuk mengatasi banjir yang melanda sejumlah wilayah, terutama di Kecamatan Genuk, Semarang Utara dan wilayah lainnya. Langkah yang dilakukan dengan menambah pompa berkapasitas 1.000 liter per detik untuk mempercepat penyusutan genangan dan mencegah meluasnya dampak banjir.

1. Tidak bisa bergantung pada pompa pinjaman

Pemerintah Kota Semarang melalui Dinas Pekerjaan Umum (DPU) terus bekerja keras menangani genangan air dengan mengerahkan 44 pompa air yang berfungsi saat banjir melanda, Selasa (28/10/2025). (dok. DPU Kota Semarang)

Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng mengatakan, pihaknya tidak bisa bergantung sepenuhnya pada pompa pinjaman dari daerah lain. Namun, dalam situasi tertentu, dukungan dari kabupaten tetangga seperti Kudus, Jepara, dan Pekalongan menjadi bentuk sinergi antar wilayah dalam menghadapi kondisi darurat. 

“Kita memang menerima bantuan pompa dari daerah lain untuk mempercepat penanganan di titik tertentu, tapi Semarang tetap memiliki pompa sendiri. Tambahan pompa ini hanya untuk memperkuat antisipasi, apalagi menghadapi kondisi air laut pasang saat bulan purnama,” ungkapnya, Selasa (4/11/2025).

Wali Kota menambahkan, pihaknya terus memantau situasi di lapangan dan menyiapkan langkah lanjutan agar genangan air dapat segera teratasi. 

“Kalau sampai hari ini, kondisi masih aman. Tapi kita berusaha mengantisipasi. Dalam satu atau dua hari ke depan diharapkan ada tambahan pompa lagi dengan kapasitas 1.000 liter per detik,” imbuhnya.

2. Pastikan aktivitas ekonomi warga segera pulih

Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng meninjau sejumlah titik pengungsian warga terdampak banjir di wilayah Kelurahan Muktiharjo Kidul, Kecamatan Pedurungan, Selasa (28/10/2025) malam. (dok. Pemkot Semarang)

Hingga saat ini, jumlah warga terdampak banjir yang sebelumnya mencapai 32.000 jiwa, sudah mulai berkurang menjadi sekitar 28.000 jiwa. Meski kondisi air berangsur surut, fokus utama pemkot adalah memastikan aktivitas ekonomi masyarakat bisa segera pulih.

“Dampak paling berat dari banjir ini adalah lumpuhnya aktivitas ekonomi warga. Banyak masyarakat kita yang bergantung pada penghasilan harian, sehingga saat banjir mereka tidak bisa bekerja,” jelas wali kota.

Sebagai langkah cepat, Pemkot Semarang bersama Polda dan Koramil setempat telah membangun dapur umum di beberapa titik untuk membantu warga yang kesulitan mendapatkan makanan selama banjir. Selain itu, telah dibuka posko terpadu yang meliputi posko kesehatan, posko logistik, dan posko penanganan lalu lintas.

“Teman-teman dari Polda dan Korem sudah turun langsung membangun dapur umum. Itu sangat membantu masyarakat. Kita juga sudah membuka beberapa posko terpadu agar penanganannya lebih cepat dan terarah,” jelasnya.

3. Potensi kerugian banjir capai ratusan miliar

Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng meninjau rumah pompa Sringin. (Dok. Pemkot Semarang)

Wali Kota menjelaskan, bahwa tim gabungan bekerja keras di lapangan untuk mengatur arus lalu lintas, terutama di kawasan yang tergenang maupun di lokasi perbaikan jalan. Rekayasa lalu lintas dilakukan secara situasional agar mobilitas masyarakat tetap terjaga.

Terkait dengan kerugian ekonomi akibat banjir, Pemkot Semarang mencatat estimasi potensi kerugian mencapai ratusan miliar rupiah dalam kurun waktu hampir sepuluh hari. Kerugian tersebut disebabkan oleh terganggunya distribusi barang, penutupan sekolah, serta kerusakan infrastruktur seperti jalan dan drainase.

“Banyak truk pengirim barang yang seharusnya tiba hari Senin terpaksa tertunda, sekolah juga banyak yang tutup. Ini kerugian besar karena berdampak pada ekonomi dan pengembangan sumber daya manusia,” terang Agustina.

Dengan langkah cepat dan koordinasi lintas instansi ini, Pemerintah Kota Semarang berkomitmen menjaga keselamatan warga sekaligus mempercepat pemulihan aktivitas ekonomi pasca banjir.

Editorial Team