Seorang driver Gojek mengambil orderan tahu petis di panti asuhan Rumah Shalom, Kawasaki Tanah Mas Semarang. (IDN Times/Fariz Fadianto)
Ahmadi bilang dirinya kerap wara-wiri mengambil orderan tahu petis ke Rumah Shalom karena banyak pelanggannya. "Banyak yang bilang tahu petisnya Bu Aning enak, Mas. Varian rasanya juga macam-macam. Ini aja pesanannya lumayan banyak, mau saya antar ke Jalan Pemuda," katanya saat berbincang dengan IDN Times, Jumat (12/11/2021).
Bu Aning yang dimaksud Ahmadi bernama lengkap Sipora Aning Prasetyowati. Dia adalah pengelola Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) sekaligus pengurus panti asuhan Rumah Shalom.
Menurut Ahmadi dengan cuaca di Semarang yang kerap hujan lebat memang butuh kewaspadaan saat bekerja di jalan raya. Sesuai anjuran Gojek, dirinya rutin mematuhi protokol kesehatan terutama memakai masker, mencuci tangan dengan hand sanitizer serta menghindari kerumunan.
"Saya juga bawa plastik buat bungkus makanan biar gak kena hujan," ujar Ahmadi. Bagi Aning, pandemik COVID-19 telah mengajarkannya segala cara berinovasi untuk bertahan hidup. Ia yang punya 60 anak asuh mengaku butuh perjuangan keras agar dapat mencukupi kebutuhan anak asuhnya saban hari.
Mulai dari membuka les musik serta berbagai usaha lainnya sampai dirinya memutuskan berjualan tahu petis.
"Baru jualan tahu petis ya pas ada wabah virus corona yang menjadi pandemik global tahun 2020 kemarin. Karena seluruh masyarakat terdampak pandemik akhirnya jumlah donatur juga semakin berkurang. Tapi ternyata ada satu donatur yang terus-menerus mengirimkan bantuan tahu pong. Setiap minggu kadang dia ngirim satu tong, tiga tong. Sampai saya bingung sendiri, mau diapain tahu pong ini," akunya kepada IDN Times di sela kesibukannya.
Setelah berembug dengan suaminya, Aning nekat berjualan tahu petis. Petisnya ia buat sendiri secara otodidak. Sebagai seorang Kristiani yang taat, ia percaya ketika itu Tuhan Yesus seolah hadir memberikan petunjuk. Yesus telah menjamah hati dan pikirannya. Sehingga Aning akhirnya berani memulai berjualan tahu petis.
Ia bercerita tahu petis mula-mula ia buat untuk dikonsumsi bersama suami dan anaknya. Namun, setelah sejumlah tetangga dan temannya ikut mencicipi, ia disarankan untuk menjualnya lewat aplikasi GoFood.
"Tuhan senantiasa menunjukan kebesarannya da menolong umatnya yang sedang kesusahan. Dia benar-benar memberikan pertolongan kepada saya. Saya bersyukur Tuhan meringankan beban saya dengan datangnya donatur yang memberi tahu pong setiap minggu. Dari situlah, saya putuskan jualan tahu petis. Petisnya saya buat dengan cinta kasih dan rahmat dari Illahi," kata wanita berusia 44 tahun ini.
Dari sedikit lama-lama menjadi bukit. Ungkapan tersebut sangat tepat disematkan kepada bisnis yang digeluti oleh Aning. Ia tak menyangka orderan terus mengalir saat dirinya rajin mengunggah foto-foto tahu petisnya melalui Instagram dan Facebook.