Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Operasi Modifikasi Cuaca (OMC
Operasi Modifikasi Cuaca (OMC

Intinya sih...

  • Pemerintah Kota Semarang melakukan berbagai cara untuk tangani banjir di Kaligawe, Gayamsari, dan Genuk.

  • Upaya termasuk memaksimalkan pompa air dan operasi modifikasi cuaca.

  • Banjir di Semarang menjadi perhatian serius pemerintah dalam menangani dampak bencana alam.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Semarang, IDN Times - Pemerintah Kota Semarang terus melakukan berbagai cara untuk menangani banjir yang terjadi di sejumlah lokasi seperti di kawasan Kaligawe, Kecamatan Gayamsari dan Kecamatan Genuk. Upaya yang dilakukan mulai dari memaksimalkan pompa air hingga operasi modifikasi cuaca.

"Kami telah mengoperasikan pompa-pompa yang dimiliki oleh Pemkot Semarang dan mengoptimalkan operasionalnya sampai petugas operatornya selama 24 jam harus siaga," ungkap Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng, Minggu (26/10/2025).

1. Operasikan pompa air dengan kapasitas 26.000 LPS

Petugas mengoperasikan mesin pompa penyedot air banjir yang dibuang ke arah Kali Tenggang di kawasan Jalan Pantura Kaligawe Raya, Semarang, Jawa Tengah, Senin (18/3/2024). Pemerintah Kota Semarang memasang lima pompa penyedot air yang disebar ke sejumlah titik di jalur pantura Kaligawe kota itu sebagai upaya menangani sisa banjir rob yang masih merendam kawasan itu sekitar 20 cm - 50 cm akibat intesitas hujan tinggi pada Selasa (12/3/2024) disertai kurang lancanya drainase. (ANTARA/Makna Zaezar)

Untuk mengalirkan air dan mengendalikan banjir lebih cepat, pola penanganan banjir di Kota Semarang dilakukan berbasis kawasan seperti daerah Sringin, Terboyo, Tenggang, dan Pasar Waru.

Agustina juga melakukan langkah koordinatif lintas sektor bersama Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) untuk mengaktifkan pompa stasioner hingga pompa portable pada titik-titik yang telah ditentukan di empat wilayah tersebut.

"Informasi dari Kepala DPU Kota Semarang, Pak Soewarto, hari ini ada tambahan dua unit pompa di sekitar Trimulyo dan depan pabrik es Saripetojo, serta sepuluh unit Dongfeng di Jalan Kaligawe, sehingga total ada 27 pompa berbagai jenis dengan kapasitas 250 LPS (liter per second) hingga 2.000 LPS. Perkiraan (keseluruhan) kapasitas pompa bisa mencapai 26.000 LPS," terangnya.

2. Dirikan dapur umum

Suasana dapur umum untuk membantu warga terdampak banjir di Kota Semarang. (dok. Pemkot Semarang)

Selain penanganan darurat, Pemkot Semarang bergerak cepat dengan tidak hanya mendirikan dapur umum, melainkan juga membuka pos komando (posko) logistik bagi warga terdampak banjir.

"Saya meminta Bu Tuning (Kepala BPKAD Kota Semarang–red) bisa mengkoordinasikan kegiatan posko ini sebagai tempat penyaluran bantuan, pemberian bantuan, dan pendataan yang diperlukan terkait masalah banjir," ucapnya.

Di samping itu, Agustina, melalui Kepala Pelaksana BPBD Kota Semarang, Endro P Martanto, mengaku sudah berkomunikasi dan berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) agar berkenan melaksanakan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) untuk mengatur agar hujan tidak turun di wilayah Kota Semarang yang saat ini masih dilakukan penyedotan genangan banjir.

"Kami akan manfaatkan rekayasa cuaca yang berlangsung selama tiga hingga lima hari ke depan. Jika sampai hari ini (Minggu, 26/10/2025) tidak turun hujan, besar kemungkinan genangan akan surut total," ujarnya.

3. Manfaatkan rekayasa cuaca

Ilustrasi teknologi modifikasi cuaca. (dok. BNPB)

Agustina mengaku, pihaknya tidak tinggal diam dalam menyelesaikan persoalan banjir. Pemkot Semarang, lanjutnya, akan terus bekerja sama dengan berbagai pihak guna mengatasi masalah tersebut.

"Kami berterima kasih atas dukungan semua pihak, baik pemerintah pusat, daerah, lembaga, dan masyarakat, dalam mempercepat penanganan banjir. Kebersamaan dan kolaborasi menjadi kunci utama dalam mengatasi dampak peristiwa yang telah terjadi." tutupnya.

Editorial Team