Budi Ambong, Pejabat Pengendali Ekosistem Hutan Muda, BKSDA Jateng menyatakan tanamam mangrove sejati tak lain hidup di area pasang surut. Fungsinya mampu menyerap zat garam sekaligus beradaptasi mengeluarkan kelebihan zat garam melalui batang dan daunnya.
Lain halnya dengan mangrove asosiasi yang jadi tanaman yang mampu beradaptasi dengan ekosistem pantai tidak bisa mengeluarkan kelebihan zat garam.
"Kita selama tanggal 22-26 Februari 2021 bareng Resort Konservasi Cilacap telah berupaya melakukan eksplorasi untuk mendokumentasikan jenis mangrove yang berada di Segara Anakan. Salah satunya mangrove sejati dan mangrove asosiasi," ujar Budi kepada IDN Times, Minggu (7/3/2021).
Budi mengungkapkan, terdapat 49 mangrove yang teridentifikasi di Laguna Segara Anakan. Meski begitu, dari 47 jenis, masih ada lima jenis di antaranya yang belum berhasil diidentifikasi.
Lebih lanjut, menurutnya temuan mangrove di Laguna Segara Anakan menambah pengetahuan baru mengingat selama ini kabar yang beredar luas hanya disebutkan 26 jenis mangrove.