Semarang, IDN Times - Kejadian bencana di Kota Semarang meningkat dua kali lipat sepanjang tahun 2024 dibandingkan 2023. Adapun, kasus tanah longsor mendominasi dibandingkan bencana lainnya.
Bencana di Semarang Naik di 2024, BPBD Siaga Hadapi Musim Penghujan

Intinya sih...
- Tanah longsor mendominasi bencana di Kota Semarang tahun 2024, meningkat dua kali lipat dari tahun sebelumnya.
- Kepala BPBD Kota Semarang menyebut kondisi ini sebagai tantangan karena kota tersebut rawan bencana, terutama saat musim penghujan.
- Berdasarkan data BPBD, jumlah bencana tahun 2023 mencapai 128 kasus, dengan tanah longsor mendominasi 76 kasus, disusul banjir dan pohon tumbang.
1. Kota Semarang masuk kawasan pesisir
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang, Endro Pudyo Martanto mengatakan, jumlah kasus bencana pada tahun 2024 meningkat dua lipat dibandingkan tahun 2023.
‘’Kondisi ini merupakan tantangan karena Kota Semarang merupakan kawasan pesisir yang rawan bencana. Apalagi ini sudah memasuki musim penghujan,’’ ungkapnya saat menggelar Apel Gladi Lapangan Menghadapi Musim Penghujan dan Potensi Gempa Megathrust 2024 di Kantor BPBD Kota Semarang, Kamis (14/11/2024).
Berdasarkan data BPBD Kota Semarang, jumlah bencana di tahun 2023 mencapai 128 kasus. Kejadian tanah longsor mendominasi sebanyak 76 kasus, lalu banjir 26 kasus, dan pohon tumbang 26 kasus.
2. Ada 234 kasus bencana di tahun 2024
Kemudian, sepanjang tahun 2024 total ada 234 kasus. Bencana tanah longsor juga masih mendominasi sebanyak 76 kasus, kemudian disusul banjir 26 kasus, dan pohon tumbang 26 kasus.
‘’Kejadian bencana banjir pada tahun 2023 bukan hanya genangan saja. Namun, banjir yang surut lebih dari tiga hari. Sehingga, mengakibatkan kelumpuhan aktivitas warga, seperti tidak bisa memasak di dapur,’’ jelas Endro.
Pada kesempatan tersebut BPBD Kota Semarang menggelar Apel Gladi Lapangan Menghadapi Musim Penghujan dan Potensi Gempa Megathrust 2024 bersama Basarnas Semarang, TNI/Polri, Dinas Damkar, para perwakilan pejabat kelurahan, kecamatan dan para relawan se-Kota Semarang.
3. Wilayah pesisir rawan gempa Megathrust
Endro menyampaikan, apel gladi ini menjadi komitmen bersama dalam menjaga dan melindungi masyarakat, khususnya Kota Semarang dari kebencanaan.
Berdasarkan data dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), wilayah pesisir selatan Jawa berada pada zona rawan gempa yang diakibatkan oleh Megathrust.
"Sehingga, kita selalu siap waspada terhadap apapun ancaman yang menyimpan potensi gempa berkekuatan besar," pungkasnya.