Pemilik UMKM Double Eight Craft, Lyna Windiarti (47) mengecek transaksi penjualan secara online melalui smartphone di Semarang, Kamis (25/5/2023). (IDN Times/Dhana Kencana)
Kreasi home decore Lyna rupanya banyak diminati pelanggan sehingga harus menelurkan beberapa produk selain sarung bantal. Padahal, ia hanya mengandalkan pemasaran dan penjualan melalui smartphone menggunakan media sosial, buah inisiatif dari penjualan getok tularnya saat itu.
"Karena dulu semua saya handle dan gaptek, mau tidak mau ya belajar sendiri (autodidak). Produk-produk awalnya masih dari mulut ke mulut, lalu saya beranikan share via WhatsApp di grup-grup pengajian dan teman-teman, dan posting di status Facebook. Alhamdulillah responsnya bagus, ada banyak yang pesan. Akhirnya jadi ketagihan dan sekarang fokus menekuni produk berbahan perca ini," ucap Lyna.
Hingga awal tahun 2023, sudah ada puluhan kreasi home decore dan fashion Lyna berjenama Double Eight Craft--menyarikan tanggal kelahiran kedua anaknya, tanggal delapan--. Mulai dari sarung bantal, taplak meja, selimut, boneka, topi, tote bag, outer, cardigan, sampai jaket.
Harga jual produk UMKM rumahan tersebut berkisar mulai Rp35 ribu hingga Rp1 juta. Sebagian besar pelanggan Lyna berasal dari Jakarta dan sekitarnya, juga beberapa dari luar negeri. Seperti Belanda, Jerman, juga Kanada.
"Produk perca saya ini homemade, jadi satu produk dengan produk lainnya dipastikan tidak akan sama. Baik dari warna, mood, desain, dan kain perca yang digunakan," kata pemilik UMKM Double Eight Craft yang sudah mendapatkan Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) tahun 2019 itu.