Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Mikayla Adefa Myesha tampil memesona dengan gaya bak penari Bali. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Semarang, IDN Times - Momen Hari Kartini senantiasa diwarnai dengan kemeriahan para siswa mengenakan balutan busana adat khas daerah. Tak jarang para siswa rela berjam-jam merias wajahnya agar bisa tampil cetar membahana saat perayaan Hari Kartini di tiap sekolahnya. 


Salah satunya tampak dari penampilan Mikayla Adefa Myesha. Siswi kelas 4B SD Sarirejo ini ternyata mempersiapkan penampilannya dengan maksimal demi ikut fesyen show di pelataran sekolahnya hari ini. 


"Dari ngerias wajah sampai pakai kostum penari Bali ya butuh waktu sejam lebih," akunya saat berbincang dengan IDN Times, Senin (21/4/2025). 

 

 

Berani tampil pede di depan teman-temannya

Mikayla Adefa Myesha bersama temannya usai tampil fesyen show Hari Kartini. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Di pelataran SD Sarirejo sedari pagi memang sedang diadakan aneka lomba memeriahkan perayaan Hari Kartini. Selain fesyen show, hampir seluruh siswa juga berpartisipasi mengikuti lomba karaoke dan lainnya. 


Mikayla sendiri tampil memikat penonton dengan balutan pakaian adat Bali bercorak kuning lengkap dengan kebaya. 


Raut wajahnya berbinar. Senyumnya merekah. Tangan kanannya tampak luwes saat mengayunkan kipas di atas panggung. Ia juga bergaya bak penari Bali diatas panggung. 


Butuh waktu beberapa hari bagi siswi berusia 9,5 tahun tersebut untuk mempersiapkan penampilan terbaiknya saat fesyen show. Sebab dirinya mesti mengasah mental agar berani tampil percaya diri dihadapan teman-temannya. 


"Sudah dua kali dia ikut fesyen show saat Kartinian di sekolah. Pertama yang tahun kemarin, terus kedua sekarang ini. Orang-orang rumah yang dandanin dia. Paling enggak dia berani tampil pede di depan teman-temannya," kata ibunda Mikayla. 

Naieha deg-degan ikut fesyen show

Suasana fesyen show di SD Sarirejo Semarang. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Naieha Anjiya Pradheswari juga lega sudah tampil dalam gelaran fesyen show Hari Kartini di SD Sarirejo. Teman sebangku Mikayla ini memilih memakai beskap Jawa komplit dengan sanggul di kepalanya. 


"Agak deg-degan tadi tapi senang juga bisa ikutan fesyen show," katanya. 

Adik Kartini bangun SD Sarirejo dari jual buku

Ketua Panitia Hari Kartini SD Sarirejo, Astiana Diskha Nugraini berkata terdapat ratusan siswanya yang berpartisipasi dalam berbagai acara menyambut Hari Kartini. Perayaan dimulai dari upacara pagi kemudian dilanjutkan membuka acara lomba fesyen show, karaokean, makrame dan acara-acara seru lainnya sampai siang hari. 


"Mungkin lebih meriah hari ini karena kita mengenalkan kepada anak-anak apa itu makna hari kartini, karena SD ini didirikan oleh Ibu Kartini," tutur guru olahraga tersebut. 


Sedangkan menilik dari rekam sejarahnya, SD Sarirejo Semarang merupakan sekolah dasar yang sudah dibangun sejak 1913 silam. Sekolah yang letaknya di pojok Jalan Kartini Kecamatan Semarang Timur itu dibangun oleh Raden Ajeng Kardinah Reksonegoro yang tak lain adik kandung Raden Ajeng Kartini. 


Raden Ajeng Kardinah semula membangun SD Sarirejo Semarang menggunakan uang dari hasil penjualan buku-buku ciptaannya. 


Kali pertama beroperasi tahun 1913, SD Sarirejo punya 112 siswa yang dibagi beberapa kelas. Seperti kelas 1 sejumlah 87 siswa dan kelas 2 sejumlah 25 siswa. 


Astiana juga bilang bahwa saking tuanya usia sekolahnya maka sejak beberapa tahun terakhir masuk dalam gedung cagar budaya. Keaslian gedung tetap dipertahankan namun pada bagian lain dipoles sedemikian rupa. 


"Itu ada barcode scannya. Bisa dilihat nanti gedung ini cagarr budaya, jadi gedung yang tengah itu boleh dibangun lagi," paparnya. 

Tampilkan kembali buku peninggalan keluarga RA Kartini

potret siswi sekolah yang didirikan R.A. Kartini (commons.wikimedia.org/Collectie Wereldmuseum)

Untuk mengenang jasa-jasa RA Kartini, pihak sekolah kerap menampilkan kembali buku-buku pelajaran peninggalan keluarga RA Kartini. "Bukunya setiap momen-momen seperti ini kita bacakan lagi, kita kasih tahu lagi, itu sudah dicopy banyak jadi anak-anak di kelas juga sudah dibagi. Harapannya anak semakin tau perjuangan Ibu Kartini," tandasnya. 

Editorial Team