Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Bersaing dengan Sekolah Unggulan, SMA 14 Cuma Dapat 242 Siswa

IDN Times/Fariz Fardianto

Semarang, IDN Times - Proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2019 telah memasuki hari kedua. Sejumlah sekolah negeri di kawasan pinggiran Kota Semarang telah menuntaskan proses verifikasi PPDB. Salah satunya terjadi di SMA Negeri 4, Krobokan, Semarang.

1. SMA 14 dapat 242 siswa dari PPDB online

IDN Times/Fariz Fardianto

Kepala SMA Negeri 14 Semarang, Sulastri, mengungkapkan dari total kuota PPDB dari sekolahnya mencapai 324 siswa, saat ini pihaknya hanya bisa memverifikasi 242 siswa yang mendaftar melalui jejaring online.

"Kita cuma dapat 242 siswa untuk PPDB tahun ini. Sebelumnya calon peserta didik bisa melakukan verifikasi online di sekolahan mana saja," tuturnya kepada IDN Times, Selasa (2/7).

2. Sebagai sekolah pinggiran, SMA 14 masih bisa bersaing dengan sekolah favorit

IDN Times/Fariz Fardianto

SMA 14, ujarnya memiliki lima ruang kelas untuk jurusan IPA dan lima ruangan jurusan IPS. Pihaknya mengaku beruntung pada PPDB 2019 masih bisa meraih jumlah siswa yang cukup banyak. Berada di zonasi dengan tiga sekolah unggulan macam SMAN 3, SMAN 5 dan SMAN 6, pihaknya masih mampu mendapat banyak siswa dari jalur zonasi murni dan jalur prestasi.

"SMA 14 sendiri mencakup 67 kelurahan. Kita bersaing dengan SMAN 3, SMAN 5 dan SMAN 6 Semarang. Tapi walauoun kita berada di wilayah pinggiran, nyatanya banyak juga orangtua yang mendaftarkan anaknya ke sekolahan kita. Kita juga terbantu dengan mekanisme jalur prestasi. Ada siswa-siswa dengan prestasi olahraga yang menonjol ikut mendaftar ke sekolahan kami," katanya.

3. SMA 14 dapat jatah siswa prestasi dari bidang olahraga

Ilustrasi (IDN Times/M. Idris)

Ia menyatakan sistem jalur prestasi telah membuat sejumlah anak yang pernah juara basket di tingkat Popda, memilih mendaftar ke SMAN 14. Pihaknya juga menampung beberapa anak berprestasi di cabang olahraga wushu, muangthai dan pencak silat dan bulu tangkis.

"Mereka langsung keterima. Apalagi ada yang pernah juara Popnas dan Popda," terangnya.

Hanya saja menyarankan kepada Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan (Disdikbud) Jateng untuk mengevaluasi jarak zonasi sekolah dengan domisili siswa. Selain itu, harus ada peningkatan fasilitas penunjang sekolah, penguatan SDM. 

"Sehingga pendidikan merata, fasilitasnya, SDM dan kejangkau oleh semua masyarakat sekitar. Jarak lokasi harus dievaluasi juga. Kita saja paling jauh 2,9 kilometer," cetusnya.

4. Orangtua siswa: Masak anak dengan nilai 26 diterima di SMAN 1

IDN Times/Fariz Fardianto

Sedangkan, sistem jalur prestasi dalam PPDB terus menuai protes di kalangan orangtua siswa. Edi Geomart, seorang orangtua siswa kecewa dengan mekanisme jalur prestasi yang terkesan semerawut. 

Anaknya yang bernama Senja semula mendaftar di SMAN 1, harus menelan pil pahit. Senja terpental karena kalah bersaing dengan peserta lainnya. "Masak ada anak dengan nilai UN 26 diterima di SMA 1 lewat jalur prestasi. Sedangkan anak saya nilainya 30 malah enggak keterima. Ini kan ngawur," akunya.

Akibat kondisi ini, Edi saat ini memilih ganti haluan dengan mendaftarkan anaknya ke SMKN 8 Solo. Kebetulan, anaknya punya bakat di bidang tarian tradisional. "Klop sudah saya masukkan dia ke SMKN 8 Solo. Ketimbang ke SMA 1 Semarang enggak keterima. Toh dia bisa memperdalam seni tari di Solo," pungkasnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fariz Fardianto
Paulus Risang
Fariz Fardianto
EditorFariz Fardianto
Follow Us