Kepala Bank BI, Solo, Dwiyanto Cahyo Sumirat. (Dok/BI Solo)
Lebih lanjut, Dwiyanto mengatakan pengunaan transaksi Qris di Soloraya berkembang cepat. Hingga Juni 2025 total nominal transaksi QRIS di Solo Raya berada di angka Rp 961,6 miliar dengan pertumbuhan 100,6% secara tahunan. Untuk volume transaksi ada di angka 9,8 juta transaksi atau tumbuh 110,57%.
Peningkatan transaksi volume dan nominal ini sejalan dengan peningkatan merchant QRIS yang tercatat hingga Juni 2025 sebanyak 16.846 merchant. Sehingga total ada 961.872 merchant atau tumbuh 16,25 persen secara yoy.
"Saat ini semakin lama semakin banyak merchant yang menggunakan QRIS. Distribusi merchant di Solo Raya, sebagian besar masih di Kota Solo di kabupaten lain relatif masih rendah," jelasnya lagi.
Yakni Kota Solo sebanyak 44,78 persen, Kabupaten Sukoharjo 14,32 persen, Kabupaten Klaten sebesar 10,95 persen, Kabupaten Karanganyar 10,05 persen, Kabupaten Boyolali 7,26 persen, Kabupaten Sragen 7,01 persen, dan Kabupaten Wonogiri sebesar 5,62 persen.
Selain itu, Bank Indonesia Solo juga memberikan apresiasi kepada bank yang paling aktif dan kreatif dalam mengedukasi masyarakat terkait pelindungan konsumen. Puncak kegiatan ditandai dengan penyalaan obor sebagai simbol komitmen bersama menciptakan ekosistem keuangan yang aman, terpercaya, dan berkelanjutan.
Acara ini juga dihadiri pimpinan perbankan Solo Raya, pengurus dan anggota BMPD, peserta QRIS Jelajah Budaya Indonesia, peserta lomba menggambar yang turut menyebarluaskan semangat kemerdekaan melalui perayaan ini. Bank Indonesia Solo mengajak seluruh pihak untuk terus menjaga rupiah, mendorong digitalisasi pembayaran, dan mengobarkan semangat kemerdekaan demi Solo Raya yang semakin maju, inklusif, dan sejahtera.