Semarang, IDN Times - Operasional bajaj yang muncul belakangan ini di Kota Semarang mematik reaksi dari masyarakat setempat. Banyak sopir angkot dan driver ojek online yang mengeluhkan kemunculan bajay yang beresiko menambah kesemrawutan di jalan raya.
Sopir Angkot Sampai Ojol Ramai-ramai Tolak Bajaj di Semarang

1. Para ojol: Lalu lintas Semarang tambah jenuh
Koordinator Ojol Satu Komando (SAKO) Semarang, Thomas Aquino mengatakan kemunculan bajaj di Ibukota Jateng justru menggerus penghasilan para ojol. Terlebih lagi bajaj beresiko menambah kemacetan jalan raya lantaran tidak bisa melakukan mobilitas seperti transportasi umum yang lain.
"Maka kalau ditambahi bajaj yang pakai mesin dua tak, jalannya pasti tidak lincah ketimbang kendaraan lain. Arus lalu lintas di Semarang juga bertambah jenuh," kata Thomas kepada IDN Times, Senin (29/9/2025).
2. Bajaj menggerus penghasilan ojol
Lebih lanjut lagi, pihaknya secara tegas menolak operasional bajaj karena berpotensi menggerus pendapatan para ojol. Bahkan tak menutup kemungkinan kapasitas kendaraan yang ada di jalan raya akan overload dengan bertambahnya kendaraan seperti bajaj.
"Pastinya ini akan menggerus pendapatan driver online. Karena pendapatan kita sekarang sudah minim sekali. Contohnya saja di Kedungmundu setiap hari selalu macet, karena kapasitas jalan tidak memadai. Masak harus ditambah sama bajaj, ini sama aja menambah kemacetan," tegasnya.
3. Juragan angkot minta Pemkot wujudkan iklim usaha transportasi yang sejuk
Supomo, Ketua Paguyuban Angkot Semarang juga resah dengan kemunculan bajaj yang disinyalir tidak mendapat izin resmi dari Pemkot.
Ia bilang dengan adanya operasional bajaj di Semarang sama saja memicu persoalan baru. Padahal dari komitmen awalnya, Pemkot Semarang berjanji mewujudkan iklim usaha transportasi yang sejuk agar nyaman bagi masyarakat.
"Kami berharap transportasi yang ada dijalankan dulu aja. Biar iklim usaha di sini menjadi sejuk. Bukan malah menambah operator lain. Makanya, kami mohon supaya pemangku kepentingan menciptakan iklim kondusif dan mewujudkan transportasi elegan dan nyaman. Jangan menambah permasalahan baru," ungkapnya.
4. Organda Semarang ancam demo jika dicuekin Pemkot
Terpisah, Ketua Organda Kota Semarang, Bambang Pranoto Purnomo mengecam kemunculan bajaj yang tidak melalui kesepakatan dengan para pelaku usaha transportasi darat. Ketika Dishub mengadakan rapat koordinasi pembahasan pengoperasian bajaj, pihaknya tidak dilibatkan.
"Dan bertempat di kantor DPC Organda Semarang, kami bersama paguyuban angkot dan transportasi online seperti GO-JEK Grab dan Maxim sepakat menyikapi keberadaan bajaj. Keputusan rapat dari kami jelas menolak kemunculan bajaj," ujar Bambang.
Kemunculan bajaj, ia menekankan telah menambah kemacetan, bertentangan dengan nilai-nilai transportasi ramah lingkungan dan ditambah lagi kondisi transportasi umum Semarang sudah masuk titik jenuh.
"Keberadaan bajaj merusak estetika Kota Semarang," katanya.
Adanya bajaj telah menambah kesemrawutan. Maka dari itu pihaknya hari ini berkirim surat ke Walikota Semarang Agustina Wilujeng dan tembusan ke anggota Komisi C dan Dishub. "Kalau memang tidak ada tanggapan dari Pemkot, kami akan turun ke jalan," katanya.