Ia menduga rendahnya kesadaran masyarakat untuk berobat membuat para penderita DBD menjadi telat mendapat penanganan medis. Padahal, katanya ketika seseorang terkena demam tinggi, seharusnya mendapatkan pemeriksaan yang menyeluruh ke Puskesmas maupun rumah sakit.
"Ini karena masyarakat kurang respon terhadap penyakit DBD. Ketika seorang demam tinggi ya harus diperiksakan ke puskesmas terdekat," urainya.
Lebih jauh, pihaknya kini berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat dengan gencar menyosialisasikan gerakan satu remaja satu juru pemantau jentik (Jumantik).
Ia mengklaim gerakan jumantik efektif untuk menekan jumlah penderita DBD di tiap daerah. "Biasanya yang kita libatkan itu ibu-ibu. Dengan begitu mereka rutin cek ke rumah-rumah warga untuk melakukan gerakan Jumantik," imbuhnya.