Banyumas, IDN Times – Derai aliran Sungai Serayu sore itu terasa berbeda. Di atas sebatang gethek (rakit bambu), maestro tari lengger Banyumas, Rianto, menari dengan khidmat. Tubuhnya meliuk dalam ritual “Labuhan Lengger Gethek” sambil melarungkan doa, sesaji, bibit ikan, dan itik ke sungai yang membentang 181 kilometer dari Wonosobo hingga Cilacap.
Momen tersebut bukan sekadar pertunjukan seni. Bagi Rianto, lengger adalah laku spiritual, sebuah cara untuk merawat adat sekaligus meruwat jagat.
“Labuhan Lengger Gethek adalah perwujudan tanggung jawab suci lengger. Saya ingin mengajak masyarakat menjaga harmoni alam dengan melestarikan lingkungan, khususnya Kali Serayu yang menjadi sumber kehidupan Banyumas Raya,” ungkap Rianto saat pembukaan Bisik Serayu Festival 2025, Sabtu (23/8/2025).