Bisnis Tisu Serat Bambu Siswa SMA 3 Semarang Moncer di Ajang Nasional

Intinya sih...
Bisnis tisu serat bambu karya siswa SMA 3 Semarang sukses meraih perhatian di ajang PJI Company of the Year Competition 2025.
Karya tersebut berhasil bersaing dengan 12 perusahaan atau bisnis siswa dari 16 kabupaten/kota di Indonesia.
Prestasi ini menunjukkan potensi dan kreativitas siswa SMA dan SMK dalam berwirausaha di Indonesia.
Semarang, IDN Times - Bisnis unpaper towel atau tisu dari serat bambu karya siswa SMA 3 Semarang berhasil moncer di ajang Prestasi Junior Indonesia (PJI) PJI Company of the Year Competition 2025. Karya tersebut bersaing dengan 12 perusahaan atau bisnis siswa SMA dan SMK dari 16 kabupaten/kota di Indonesia.
1. SMA 3 Semarang raih dua penghargaan
Pada kompetisi yang diselenggarakan Zurich Indonesia, Z Zurich Foundation, The Starbucks Foundation, dan Starbucks Indonesia itu, inovasi dari siswa SMA 3 Semarang berjudul Magnova SC meraih Juara 3 dan mendapat penghargaan sebagai The Best Financial Management. Adapun, produk bisnis berbasis berkelanjutan itu adalah unpaper towel pengganti tisu sekali pakai dari serat bambu.
Inovasi itu lolos dalam seleksi program yang berjalan selama 10 bulan sejak Agustus 2024 sampai dengan Juni 2025. Dari awal kompetisi tersebut diikuti 1.549 siswa dari 60 SMA dan SMK di seluruh Indonesia, mulai dari Medan, Jakarta, Yogyakarta, Makassar hingga Jayapura dan telah berhasil mendirikan 60 bisnis riil. Total omzet yang dihasilkan secara kolektif mencapai Rp 525 juta.
Sebelum berkompetisi, para pelajar telah memperoleh pengalaman praktis mendirikan dan mengelola perusahaan riil di sekolah mereka melalui Junior Achievement (JA) Company Program (Student Company). Tahun ini, program memperkenalkan pendekatan design thinking dan project management untuk memperkuat keterampilan berpikir kritis, kepemimpinan, serta kolaborasi.
2. Bisnis siswa soroti isu-isu penting
Selain SMA 3 Semarang, pada kompetisi tahun ini, banyak inovasi bisnis siswa yang menyoroti isu-isu penting seperti ekonomi sirkular, gaya hidup sehat, dan perubahan iklim. Beberapa di antaranya Uptwone SC binder daur ulang dari limbah denim (SMAN 21 Jakarta), Auterra SC pengharum ruangan berbahan limbah kopi dan kayu cendana (SMAN 4 Denpasar), Youthmind SC papan permainan edukasi kesehatan mental (SMKN 11 Bandung), dan Lituhayu SC sampo herbal dari ampas kopi & jahe untuk perawatan kulit sensitif (SMKN 11 Bandung).
Setelah melalui proses penjurian yang ketat, enam penghargaan utama diberikan kepada perusahaan siswa dengan performa dan inovasi terbaik. Adapun, para pemenang PJI Company of the Year Competition 2025 di antaranya Auterra SC – SMAN 4 Denpasar sebagai Juara 1, Coraggio SC – SMAN 16 Surabaya sebagai Juara 2, Magnova SC – SMAN 3 Semarang sebagai Juara 3.
Kemudian, The Best Financial Management Award diraih Magnova SC (SMAN 3 Semarang), Sustainability Excellence Award diraih Lituhayu SC (SMAN 3 Yogyakarta), dan The Best Use ot Technology Award diraih Corragio SC (SMAN 16 Surabaya).
3. Peran wirausaha sebagai agen perubahan
Chairman of the Executive Board Prestasi Junior Indonesia, Pribadi Setiyanto mengungkapkan, siswa perlu didorong untuk memaknai peran wirausaha sebagai agen perubahan sosial dan lingkungan.
“Saat tantangan global makin kompleks, edukasi kewirausahaan harus lebih luas dari sekedar membuat produk atau menjalankan bisnis. Pola pikir bisnis siswa perlu dilatih untuk menghadirkan solusi yang mengedepankan tanggung jawab sosial, keberlanjutan, dan kesiapan menghadapi dunia di masa depan,” ujarnya.
Keberhasilan program Student Company tidak terlepas dari dukungan jangka panjang para mitra strategis antara lain Zurich Indonesia, Z Zurich Foundation, The Starbucks Foundation, dan Starbucks Indonesia, yang selama tiga tahun terakhir aktif berinvestasi membangun ekosistem pengembangan kewirausahaan muda yang berkelanjutan.
4. Belajar bisnis sambil bangun solusi berkelanjutan
Country Manager Zurich Indonesia, Edhi Tjahja Negara menegaskan, pihaknya berkomitmen dalam menempatkan pemberdayaan generasi muda sebagai salah satu fokus utama program tanggung jawab sosialnya.
‘’Lewat Zurich Entrepreneurship Program bersama PJI, kami ingin memastikan bahwa siswa tidak sekadar belajar menjalankan bisnis, tetapi juga memahami bagaimana membangun solusi yang berkelanjutan, tangguh, dan relevan bagi masyarakat,” ungkapnya.
Sementara itu, Chief Operating Officer Starbucks Indonesia, Liryawati, melihat bagaimana kreativitas dan kepedulian lingkungan para siswa sejalan dengan semangat global Starbucks dalam membangun bisnis yang ramah lingkungan dan berdampak sosial.
“Melihat ide-ide berkelanjutan yang dihasilkan siswa Indonesia, kami optimis generasi muda mampu menjadi penggerak bisnis hijau masa depan,” tambahnya.