Pj Gubernur Jateng Nana Sudjana bersalaman dengan salah satu relawan tagana BPBD. (IDN Times/Fariz Fardianto)
Ia mengatakan pemerintah daerah melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) harus memiliki rencana kontingensi yang jelas, termasuk penentuan lokasi shelter, jalur evakuasi, serta pelaksanaan simulasi dan gladi lapang secara berkala.
“Pengecekan drainase, tanggul, bendungan, dan infrastruktur vital harus dilakukan terus-menerus sebagai bagian mitigasi,” katanya.
Menurut dia, masyarakat memegang peran penting dalam penguatan ketahanan daerah.
Terkait dengan hal itu, dia mendorong pembentukan dan pengaktifan kembali Desa Tangguh Bencana (Destana), disertai pelatihan teknis seperti pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K), pengelolaan dapur umum, dan evakuasi mandiri.
“Masyarakat perlu menjadi aktor aktif, bukan hanya penerima dampak,” katanya.
Ia menilai komunikasi kebencanaan harus menciptakan kewaspadaan tanpa menimbulkan kepanikan, sehingga pesan harus disampaikan secara jelas, kredibel, konsisten, dan mudah dipahami.
Menurut dia, keterlibatan tokoh agama, tokoh masyarakat, dan kepala desa dinilai efektif untuk menjaga ketenangan warga.
“Simulasi rutin akan membuat warga lebih siap, sehingga ketika bencana terjadi, mereka bergerak berdasarkan kebiasaan, bukan kepanikan,” katanya.