BMKG: Waspada Hujan Lebat di Sebagian Besar Jateng Pada Kamis

Cilacap, IDN Times - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan adanya potensi cuaca ekstrem berupa hujan lebat disertai petir dan angin kencang di sebagian besar wilayah Jawa Tengah di masa pancaroba atau peralihan dari musim penghujan ke musim kemarau.
1. Sebagian besar wilayah Jateng bakal diguyur hujan lebat disertai petir dan angin kencang

Berdasarkan data yang dirilis oleh BMKG Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang, cuaca ekstrem berupa hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang berpotensi terjadi di sebagian besar wilayah Jateng pada Kamis (6/3/2025).
Wilayah berpotensi cuaca ekstrem yakni Kabupaten Purbalingga, Banjarnegara, Wonosobo, Kabupaten/Kota Magelang, Boyolali, Karanganyar, Sragen, Grobogan, Blora, Temanggung, Kabupaten Semarang, Kota Salatiga, Kendal, Batang, Kabupaten/Kota Pekalongan, Brebes, Kabupaten/Kota Tegal, Pati, Kudus, Jepara, dan sekitarnya.
2. Masyarakat di pulau Jawa bagian Selatan diingatkan waspada potensi cuaca ekstrem

Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi (Stamet) Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo mengimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem pada masa pancaroba dari musim hujan menuju kemarau, apalagi masyarakat Jawa Tengah bagian selatan.
"Masa transisi atau pancaroba di wilayah Jateng selatan seperti Cilacap dan sekitarnya, normalnya terjadi pada bulan Maret hingga pertengahan Mei," katanya.
Ia mengatakan masa transisi ditandai dengan arah angin yang mulai bervariasi, suhu udara cukup panas, dan curah hujan lebih cenderung turun pada sore hari yang sering disertai petir dan angin kencang.
Dia mengatakan potensi cuaca ekstrem itu dipicu pola siklonik di Pulau Kalimantan yang menyebabkan terbentuknya daerah pertemuan dan belokan angin di wilayah Jateng serta gelombang atmosfer tipe Rossby Ekuatorial yang terpantau aktif di sebagian besar Pulau Jawa dan berkontribusi terhadap peningkatan pembentukan awan hujan di Pulau Jawa.
Selain itu, kelembapan udara di berbagai ketinggian cenderung basah sehingga berpotensi meningkatkan pembentukan awan hujan yang menjulang hingga lapisan atas serta labilitas lokal kuat yang mendukung proses konvektif pada skala lokal diamati di Jawa Tengah.
3. Memasuki masa peralihan musim

Berdasarkan pengamatan Stasin Meteorologi Tunggul Wulung, kondisi angin wilayah Selatan Jateng yakni di Cilacap dan sekitarnya saat ini mulai bervariasi. Bahkan, pada awal bulan Maret, katanya, angin di Cilacap dan sekitarnya bergerak dari arah tenggara, sedangkan pada bulan sebelumnya dominan dari barat.
Dia menyebut suhu udara maksimum tercatat pada kisaran 32 derajat Celcius dan hujan yang turun belakangan ini lebih cenderung terjadi pada sore hari dengan disertai petir.
"Dari parameter yang terjadi tersebut, wilayah Jateng selatan seperti Cilacap dan sekitarnya akan segera memasuki masa transisi dari musim hujan menuju kemarau, sehingga masyarakat perlu waspada terhadap terjadinya cuaca ekstrem yang berdampak terhadap terjadinya bencana hidrometeorologi seperti hujan lebat disertai petir, angin puting beliung, dan hujan es," katanya.