Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Bos Mayapada Bangun Museum di Solo, Gibran Minta Ganti Nama

Museum Budaya, Sains & Teknologi Bangawan Solo. (IDN Times/Larasati Rey)

Surakarta, IDN Times - Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka bersama bos Mayapada, Dato Sri Prof Dr Tahir meletakkan batu pertama pembangunan Museum Budaya, Sains dan Teknologi Bengawan Solo, Rabu (25/1/2023). Museum tersebut digadang-gadang sebagai museum terbesar yang ada di Jawa Tengah.

1. Museum jadi branding kota Solo

Ground breaking Museum Budaya, Sains & Teknologi Bangawan Solo. (IDN Times/Larasati Rey)

Founder dan CEO Mayapada Group, Dato Sri Prof Dr Tahir mengatakan, pembangunan museum menelan biaya sekitar Rp600 miliar dan ditargetkan pembangunan akan selesai dua tahun, yakni pada akhir tahun 2024. Anggaran tersebut merupakan dana hibah dari Tahir Foundation.

Menurutnya, lokasi pembangunan museum dulunya merupakan Bantaran Sungai Bengawan Solo. Tempat ditemukannya jejak manusia Jawa Purba, jejak peradaban yang berkembang dan berbaumya budaya umat manusia selama ribuan tahun. Baginya, di Kota Solo menjadi pusat peradaban dan budaya karena berhasil terpelihara sampai saat ini.

"Oleh karena itu, di sinilah akan dibangun jendela yang menjelaskan asal muasal perdabadan manusia serta jendela yang menerawang jauh menuju harapan peradaban manusia di masa depan," ungkapnya.

Tahir menyatakan, Museum Budaya Sains dan Teknologi Bengawan Solo terdiri dari museum budaya, museum ilmu pengetahuan alam,museum ilmu pengetahuan dasar, museum teknologi serta museum astronomi dan antariksa.

"Museum akan dilengkapi dengan pusat riset, perkuliahan dan diskusi ilmiah untuk seluruh masyarakat," katanya.

2. Museum dibangun di lahan Perumda Solo

Museum Budaya, Sains & Teknologi Bangawan Solo. (IDN Times/Larasati Rey)

Museum akan dibangun di atas lahan seluas 5 hektare milik Perusahaan Umum Daerah Pergudangan dan Aneka Usaha (PAU) Pedaringan. Beberapa bagian di dalamnya terdapat solarium taman botani yang menjadi tempat koleksi berbagai tumbuhan dari berbagai belahan dunia.

Di halaman luar museum menjadi tempat rekreasi publik berupa taman permakultur, taman hutan, taman bunga serta ruang piknik berupa hamparan rumput yang dilengkapi permainan anak.

"Museum ini dipersembahkan bukan saja untuk masyarakat kota Solo tapi juga untuk seluruh bangsa Indonesia, untuk meningkatkan minat masyarkat dalam bidang budaya sains dan teknologi," jelasnya.

Museum Museum Budaya, Sains dan Teknologi Bengawan Solo berlokasi di Jalan Ki Hajar Dewantara, Pedaringan, Jebres, Kota Solo. 

3. Gibran meminta nama museum diganti

Ground breaking Museum Budaya, Sains & Teknologi Bangawan Solo. (IDN Times/Larasati Rey)

Sementara itu, Gibran meminta izin kepada Tahir untuk menganti nama museum. Menurutnya, nama museum yang saat ini dibangun adalah Museum Budaya, Sains dan Teknologi Bengawan Solo terlalu panjang dan tidak simpel. Ia berharap nama museum tersebut bisa mudah dibaca dan dingat.

"Untuk catatan saja Pak Tahir, untuk penamaan Museum Budaya, Sains dan Teknologi Bengawan Solo kalau saya orangnya simpel-simpel saja. Ya, kalau kemarin di kebun binatang itu kan nama lamanya Taman Satwa Taru Jurug kepanjangan disingkat juga jelek, saya penginnya simpel-simpel saja Solo Safari. Lha ini soal penamaan saja ya pak, kalau saya pengin simpel tetapi tetap membawa branding Solo," jelasnya.

Gibran berharap museum tersebut akan menjadi salah satu destinasi wisata unggulan untuk Kota Solo. Pihaknya berjanji untuk terus membangun obyek wisata baru, demi bersaing dengan kota lainnya.

"Makanya kita tambah terus destinasinya. Jangan sampai wisatawan di sini cuma setengah hari. Jadinya nggak nginep. Itu kompetitor semua, harus kita naikkan levelnya," pungkasnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dhana Kencana
Larasati Rey
Dhana Kencana
EditorDhana Kencana
Follow Us