Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi pengangguran (pexels.com/Ron Lach)
ilustrasi pengangguran (pexels.com/Ron Lach)

Intinya sih...

  • 950.000 warga Jateng menganggur, setara dengan TPT 4,33%

  • Tiga daerah dengan pengangguran tertinggi: Brebes, Cilacap, Tegal

  • Kawasan industri dan sektor padat karya di Jateng berperan menyerap tenaga kerja

Semarang, IDN Times - Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah menyebutkan setidaknya masih terdapat 950.000 warga di wilayah Jateng yang masih menganggur, atau setara dengan tingkat pengangguran terbuka (TPT) sebesar 4,33 persen dari total angkatan kerja.

1. Tiga daerah dengan tingkat pengagguran tertinggi Brebes, Cilacap, Tegal

Ilustrasi Pengangguran sebagai Dampak Lapangan Kerja Terbatas. (Pexels/Anna Tarazevich)

Kepala BPS Jateng Endang Tri Wahyuningsih, menyebutkan data angka pengangguran di Jateng tersebut tercatat per Februari 2025. Untuk jumlah angkatan kerja di Jateng mencapai 21,87 juta orang, dan dari jumlah tersebut, 20,92 juta orang sudah bekerja.

"Dalam setahun terakhir, sejak Februari 2024, ada penambahan tenaga kerja sebanyak 515 ribu orang," katanya melansir Antara.

Ia mengatakan ada tiga daerah di Jateng dengan TPT tertinggi, yakni Kabupaten Brebes sebanyak 8,35 persen, Kabupaten Cilacap 7,83 persen, Tegal 7,53 persen.

Sedangkan daerah dengan tingkat pengangguran terendah adalah Kabupaten Temanggung 2,35 persen, Kabupaten Wonogiri 2,4 persen, dan Kabupaten Rembang 2,84 persen.

2. Kawasan industri berperan menyerap tenaga kerja

Industri, pabrik, dan rumah susun di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Industropolis Batang. (dok. PLN)

Menurut dia, keberadaan kawasan industri sangat berperan dalam menyerap, dan ada cukup banyak kawasan industri di Jateng, termasuk beberapa di antaranya yang baru dibuka.

Karena itu, ia mendorong pengembangan kawasan industri, seperti di Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) dan Kawasan Ekonomi Khusus Kendal (KEK) untuk terus meningkatkan investasi dan membuka lebih banyak lapangan pekerjaan.

3. Sektor padat karya juga menyerap tenaga kerja

Ilustrasi buruh (pexels.com/Rizky Rafael)

Di sisi lain, industri di Rembang, khususnya sektor padat karya juga mulai bergeliat sehingga diharapkan bisa terus mengurangi angka pengangguran.

"Di Lasem (Rembang) misalnya, industri sepatu sedang berkembang pesat dan mampu menyerap banyak tenaga kerja," katanya.

Editorial Team